18. ( ; )✔️

224 29 4
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 18. ( ; ) ✔]


"Dengar, gue ada urusan sama lo semua," papar Nadya dengan penuh keberanian.

Semua anak buah Rajendra terheran-heran dengan perempuan yang satu ini. Sementara Rajendra hanya memejamkan matanya seraya menampakkan senyum miringnya yang licik itu.

🔷🔷🔷

"Ri? Rian.. Rian..." panggil Farenn yang tak kunjung disahut tatkala mereka berdua berada di terminal. "RIAN!!!" teriak Farenn dari tadi tidak disahut Rian.

"Apaan sih?! Sabar! Gue lagi sibuk!" Rian akhirnya menyahut walaupun protes.

"Sibuk apaan?! Sibuk nge-game, hah?" kata Farenn melihat hp yang di pegang Rian.

"Iya! Diem! Gak usah lihat-lihat! Nanti Fanny gue meninggoy," ketus Rian.

Hah? Fanny siapa? batin Farenn menggaruk kepalanya tidak mengerti.

"Nah victory," ucap Rian memenangkan pertandingan di game online nya. "Dah, mau apa lu?"

"Itu, gue cuma mau tanya, Arga nggak hubungin lo tentang Nadya?" tanya Farenn terlihat cemas.

"Enggak," jawab Rian kembali memandang layar hpnya.

"Terus Robin?"

"Enggak."

Farenn terus bertanya kepada Rian, namun curut itu justru menjawabnya singkat membuat Farenn menjadi kicep. Kini Farenn dan Rian sama-sama terdiam.

Itu tidak berlangsung lama, setelah Arzan tiba dan menghampiri mereka berdua. "Wih kalian, tumben banget di sini, mau log out kota mana sampai setia nungguin bus di sini?" tanya Arzan berdiri di samping Farenn.

"Oh, kita nggak mau ke mana-mana. Cuma mau keluar aja karena bosan." Farenn menjawab mewakili Rian.

"Ohh." Arzan manggut-manggut. "Hah? Curut itu emang bisa bosen?" tanya Arzan yang bermaksud pada Rian.

Tentunya, Rian hanya membalas tatapan tajam seraya menolehnya.

Arzan sontak cengegesan, "hehe, maap, Monsternya SETA."

"Eh, btw, lo si Farenn 'kan? Anak buah favorit Arga itu?" tanya Arzan memandangi lelaki bernama Farenn itu dari ujung kaki sampai atas kepalanya.

"Iya." Farenn sembari cengegesan.

"Mana si teh Rio?" tanya Rian ke Arzan tanpa menoleh.

"Dia lagi beli supermarket," jawab Arzan sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Dasar manusia yang kulitnya terbuat dari Tanah Abang. Belanja mulu di supermarket, udah kayak cewek, an*ir! Dia mau pindah gender kah?" sarkas Rian.

"Hah? Bukan! Mahen lagi beli supermarketnya." Arzan membuat Rian tersentak kaget.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang