6. ( A & N ) ✔️

385 48 5
                                    

•••

"Tenggelam dalam suatu keraguan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tenggelam dalam suatu keraguan"

•••

[ 6. ( A & N ) ✔]

"Hah? Lo nangis? Cengeng banget sih. LEMAH LO JADI CEWEK!" maki laki-laki hoodie itu tertawa kecil mengolok Nadya.

"Terserah. Terserah kamu mau bilang apa. Aku nggak peduli. Aku.. nggak peduli," lirih Nadya sembari tertunduk menangis dalam diam.

"HAH? APA? NGGAK KEDENGERAN NIH!" teriak pemuda hoodie hitam itu membesarkan telinga untuk mengolok-olok Nadya.

"Tolong jangan dibakar.. " gumam Nadya memelas.

"Lo memohon sama gue?" tanya pemuda itu yang lalu tertawa kecil. "Lo sebenarnya itu tau gak sih siapa yang ada dihadapan lo sekarang?"

Nadya hanya menggeleng dengan sedikit ketakutan dan keraguan.

"Nama gue Arga, Arga Rasendriya. Ketua geng motor SETA. Semua orang pasti udah familiar sama nama gue. Terus, kenapa lo enggak? Lo sebego itu sampai nggak tau siapa gue ya?"

Nadya justru tertunduk dengan wajah pasrah yang masih memelaa seperti tadi. "Padamkan apinya, tas itu bisa hangus.. " gumamnya yang terdengar Arga.

"Oke." Arga berbalik badan dan langsung melempar tas Nadya ke sungai yang dalam itu.

"Wih gila si Arga. Agak keterlaluan sih, cuma it's oke lah ya," bisik Arzan pada Mahen bergosip dari kejauhan menonton Arga yang tengah menindas Nadya.

Hal itu sontak membuat Nadya tercengang dan langsung membelalak.

"Duh, sorry, nggak sengaja nih." Arga berbalik kembali ke hadapan Nadya sembari tersenyum miring, dengan wajah syok yang sengaja dibuat-buat.

Mengejutkan Arga, mendadak Nadya berlari ke depan hadapan Arga, lalu melompat sembuh menginjak satu bahu pemuda itu sebagai tumpuan untuk melompat terjun ke dalam sungai demi mengambil tas pemberian adiknya itu. Arga spontan tercengang hebat, pemuda itu spontan berlari kecil menuju tepi jembatan untuk melihat Nadya yang terjun ke dalam sungai. Pipinya sedikit memerah karena menahan malu sebab tadi bahu seorang ketua geng motor yang ditakuti murid-murid lain tiba-tiba diinjak okeh seorang siswi pindahan.

"WEH GILA TU CEWEK! NGAPAIN SAMPAI TERJUN SEGALA CUMA BUAT NGAMBIL TAS JELEK ITU?!" seru Mahen langsung berjalan cepat ke arah pagar jembatan untuk melihat tempat Nadya terjun tadi.

Laki-laki hoodie hitam itu, alias Arga, masih tetap sama, ia termenung, wajahnya juga sedikit memerah menahan malu, matanya juga sama sekali tidak berkedip sembari menatap ke arah sungai di bawah.

"WEH ARGA, ELU NIH! GARA-GARA LU NIH! KAN SEMUANYA IDE LU!  KALO TU CEWEK SAMPAI MATI GIMANA?! POKOKNYA SALAH LU YA!" omel Mahen tidak mau menjadi yang bersalah.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang