•••
•••
[ 30. Nightmares That Suck ✔️ ]
"Mentang-mentang lu ketuanya, gampang banget masukin Nadya tanpa bilang ke dia dulu," gumam Rian menggerutu. "Ketua macam apa lu!""Berisik lo! Bacotan lo kedengeran sama gw!" cetus Arga menoleh Rian sembari melototinya.
Pemuda itu kembali menoleh Nadya. "Woi, besok dan seterusnya tuh jaket dipakai. Ke sekolah kek, pas tidur pakai aja gak pa-pa. Tuh jaket permanen buat lo. Bye!" pamit Arga sembari bersiap bergegas meninggalkan rumah Nadya.
"Gua juga balik ya. Jaga diri lu, Nad." Pesan Rian yang juga mempersiapkan diri untuk kembali berkendara. Menyempatkan melirik Frea, Rian mengedipkan satu matanya dengan ekspresi datar, kemudian mengangkat standar seraya menarik gas motornya pergi.
"Iya, terima makasi ya kalian berdua." Balas Nadya.
"Yo!" ucap Arga mengangguk kemudian menarik gas dan pergi.
Begitu pun dengan Rian, ia turut mengikuti Arga yang berkendara meninggalkan Nadya dengan Frea.
"Nona? Mari masuk?" ujar Frea memanggil Nadya dan mempersilahkan ia masuk.
Nadya pun mengangguk kemudianmasuk bersama Frea ke dalam rumah dengan damai.
🔷🔷🔷
Tatkala Arga dan Rian di tengah perjalanan mengendarai motornya.
"Two Golden Eagles," ucap Arga di tengah suasana jalanan yang senyap.
"Hah?" tanya Rian tidak mengerti.
Arga tertawa kecil. "Kata Endra," jawab Arga mengetuk helmnya dekat telinga yang di dalam helmnya ternyata ada headset tanpa kabel, yang sengaja ia pakai untuk mendengar penyadap suara. Tempo hari, ia pasang diam-diam dalam kamar Rajendra untuk menguping pembicaraan Rajendra oleh siapa pun itu.
Rian tampak tertegun dan kemudian langsung tertawa kecil pada Arga. "Jir, gokil lu, Ga!"
"Belum seberapa," balas Arga menyeringai di balik helmnya.
🔷🔷🔷
Tatkala malam telah tiba, Frea ingin untuk tidur bersama dengan Nadya di kamarnya. Seorang Nadya dengan lapang dada menerimanya dan mempersilahkan dengan senang hati.
Karena terlalu pulas saat tertidur, Nadya bahkan sampai bermimpi.
Di dalam mimpinya, terdapat rumah lamanya yang gelap gulita, dan hanya ada cahaya malam melewati kaca jendela. Tergambar dimimpi tersebut ada Bu Tiara—ibu Nadya yang memarahinya dengan nada kasar dan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...