4. ( ' ) ✔️

431 46 4
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 4. ( ’ ) ✔️ ]


"Kalau kamu jijik, lebih baik nggak udah dilihat," kata Nadya. Gadis itu pun bangkit dari kursinya sembari berbicara dengan nada yang terdengar sama sekali tidak marah.

"Nggak usah sok bijak lo!" Laki-laki itu mendorong bahu Nadya sampai gadis itu tersungkur ke lantai, serta membuat kursinya sendiri tergeser dan ikut pula terjatuh bersamanya.

"Hah... " hela napas Nadya menatap lantai dengan sendu.

"BANGUN LO!" tegur laki-laki itu menarik kerah seragam Nadya sampai gadis itu terangkat dan terjinjit. "Inget kata dia, nggak ada yang akan jadiin lo ratu di sini! Jadi, LO NGGAK USAH BANYAK GAYAA!!!" bentaknya menunjukkan pemuda hoodie hitam dan spontan menonjok pipi Nadya sampai pipi gadis itu memerah pekat.

Keributan ini pastinya membuat seisi kelas memperhatikan, alias menonton. Mereka bukan tercengang karena kebrutalan laki-laki itu terhadap Nadya, justru mereka malah tertawa lepas dan tersenyum picik meledek Nadya.

Nadya melirik semua orang di kelas dengan dahi yang berkerut lemas. Gadis itu yang tersungkur di lantai pun kian berusaha bangkit. Namun lelaki itu malah menendang perut Nadya sampai punggung gadis itu terbentur ke tembok paling belakang. Tragis, namun tiada yang mau peduli. Kejam, tetapi itulah mereka.

"Haha, RASAIN TUH! MAKANYA JANGAN GATEL JADI CEWEK!" tekan laki-laki itu langsung berjalan keluar kelas meninggalkan kelas ini yang tengah dalam keributan dan keramaian.

Dengan tubuh yang sedikit gemetar, mata yang seolah ingin mengeluarkan air mata, dan pipi yang terasa perih dan begitu sakit, Nadya berusaha bangkit.

Mendadak, Pak Guru datang ke kelas karena mendengar keributan dari kelasnya. Pak Guru terkejut saat melihat kondisi Nadya yang tragis dan sangat menyedihkan itu. Pak guru pun sontak berjalan ke bagian kelas paling belakang untuk menghampiri gadis itu.

"NADYA!" panggil Pak guru membuat gadis itu menoleh dengan tubuh yang lemas. "Kamu kenapa?! Ada apa ini sampai pipi kamu merah begini?! Ada yang pukulin kamu?!" cemas Pak guru yang melihat Nadya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Nadya menggeleng. "Nggak ada yang memukuli saya, pak."

"Kamu jangan bohongi saya! Cepat ikut saya ke UKS!" pungkas Pak guru langsung menarik tangan Nadya dan berjalan cepat menuju UKS.

🔷🔷🔷

Tatkala di UKS, Nadya di obati oleh pemuda di UKS.

"Ini kenapa sampai lebam kayak gini, pak Gio?" tanya pemuda pengurus UKS pada wali kelas 11-A itu.

"Saya nggak tau, dia nggak mau jawab jujur tadi," jawab Pak Gio dengan wajah yang begitu cemas.

"Kamu kenapa, cantik? Jujur dong, jangan menutupi sesuatu ya?" rayu pemuda pengurus UKS mencoba membuat Nadya untuk jujur dan mengatakan alasan pipinya bisa lebam seperti ini.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang