•••
•••
[ 5. ( + ) ✔️ ]
Mendengar suara laki-laki, Nadya bergerak cepat beralih duduk dari posisi telentangnya, sembari menoleh ke arah suara itu berasal. "S-siapa?!" tanya Nadya penuh curiga."Eh? Sorry sorry, jangan takut. Nama gue Rian, Rian Anggara. Gue nggak ada niatan jahat kayak mereka kok. Tadi juga suara sirine mobil polisi itu dari setelan hp gue nih." Muncul seorang pemuda bernama Rian dari belakang Nadya menjelaskan dengan tergesa-gesa agar tidak terjadi salah faham dengan gadis itu.
"Rian?.. " lirih Nadya memanggil namanya.
"Iya?" sahut Rian yang sedikit gerogi.
Nadya tidak menjawab, ia justru tertunduk dan memilih diam. Tidak berlama-lama di sini, Nadya bangkit dengan badan terhuyung-huyung, tangan yang sedikit gemetar dan kaki tampak terkilir.
"Eh?! Woi, jangan jalan dulu lu!" Rian dengan cekatan memegang kedua lengan Nadya untuk menolongnya yang nyaris terjatuh karena kakinya terasa ngilu sehabis dipukuli tadi. Mungkin, jika tidak ada Rian yang menolongnya, bisa-bisa Nadya lumpuh karena pukulan keras tadi.
Nadya melerai tangan Rian dengan pelan. "Maaf, tolong jangan pegang ak---"
Tak main-main, Rian justru malah membopong tubuh Nadya di depannya.
"EH?! NG-NGGAK PERLU REP---" Nadya berusaha menolak untuk tidak merepotkan Rian.
"Sstttt, nggak usah sok kuat dan nolak pertolongan gue. Lo sekarang lagi butuh bantuan. Jadi, udah diam," pungkas Rian membuat Nadya diam. "Sekarang tunjukkin, di mana rumah lu?"
Karena tidak punya pilihan lain, pun jalan saja susah, kesadaran juga sedikit goyah, mau tidak mau Nadya akhirnya pulang digendong Rian. Gadis itu menunjukkan arah jalanan ke rumahnya untuk Rian mengantarnya selamat sampai rumah.
"Nggak jauh dari sini." Nadya mulai mengarahkan jalan menuju rumahnya.
"Oke." Rian pun lantas berjalan sembari membopong tubuh Nadya.
Di tengah perjalanan Rian mengantar Nadya pulang, tanpa sengaja gadis itu terlelap tidur sejenak karena saking letihnya.
Wih ketiduran nih? Imut bangett, kecapean ya? Ututu, kacian dedek kecil ini kecapean, batin Rian memandang wajah manis Nadya.
Beberapa detik kemudian, mata Nadya terbuka, pandangannya langsung dihadapkan pada samping wajah Rian yang tengah menghadap jalan trotoar sepi pada malam ini.
"Rian?" Nadya memanggil pemuda itu.
"Oi?" Rian menyahut sembari menoleh sesaat.
"Kita baru ketemu, kamu langsung percaya sama aku?" tanya Nadya tampak dengan wajah canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...