23. ( Nad & Nay ) ✔️

204 25 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 23. ( Nad & Nay ) ✔]


"Kalau kalian ada masalah apa?" Robin bertanya pada Nadya.

Nadya menoleh heran, "kalian?"

"Lo sama Nayyara," jawab Robin.

FLASHBACK ON

"Ibu," Nayyara memanggil wanita itu.

"Apaan?!" sahut wanita itu dengan sinis.

"Itu ada anak geng motor atau apa?" Nayyara menunjuk ke arah serombongan pengemudi motor anak muda yang mengendarai motornya ke arah wanita tersebut dengan cepat.

Salah satu pengemudi itu pun turun dengan mesin motor yang masih menyala serta dia yang masih memakai helm di kepalanya. Nayyara yang melihat kejadian itu langsung terkejut karena pengemudi itu mengeluarkan pisau dan menusukkannya ke perut wanita itu.

Wajahnya Nayyara syok. Dirinya langsung bangun dan menghampiri pengendara itu.

"Ini," Rajendra memberikan pisau yang berlumuran darah sang ibu itu pada Nayyara.

"RAJENDRA! KAMU NGAPAIN BUNUH IBU, HAH!!!!? AKU GAK PERNAH BILANG GITU! AKU CUMA MINTA BUAT MARAHIN IBU!" pekik Nayyara tidak terima.

"Ini kan yang lo mau dari lubuk hati lo? Gak usah sok protes padahal ini yang lo mau juga," cetus Rajendra.

"Sekali aja, tusuk bagian jantungnya, gak pa-pa. Gak akan ada yang nyalahin lo." Bisikan setan Rajendra di telinga Nayyara.

Tusuk bagian jantung? Kalo aku tusuk... Apa ibu bisa berhenti membentakku? kata Nayyara dalam hati mulai terhasut.

"Ayo... Tusuk..." Rajendra melirih membisikkan kata-kata itu pada kuping Nayyara membuatnya terhasut.

Sontak Nayyara yang mengingat tentang sang ibu yang terus membentaknya langsung berlari ke arah ibu dan mengangkat tangan dengan pisau itu lalu menusukkannya ke jantung sang ibu, setelah menusukkannya ke jantung itu, Nayyara langsung mencabut pisau tersebut.

Alhasil darah mengalir dari tubuhnya, bahkan muncrat sampai baju dan tangan Nayyara.

"Gimana? Gimana rasanya jadi pembunuh, Nay?" Rajendra menyeringai melihat Nayyara menusukkan pisau di jantung Ibunya.

Nayyara tiba-tiba tertawa perlahan-lahan, lalu tertawa lepas. "Ini melegakan!" ucapnya sambil tersenyum sadis.

Tameng yang bagus. Gumam Rajendra dalam hati melirik Nayyara dengan senyum liciknya.

"N-Nayya?...." tiba-tiba Nadya dari arah jauh tiba dan melihat Nayyara dengan darah dan pisau yang ada di tangannya. "Kamu, bunuh ibu?..."

"Nadya?" Nayyara yang sedang tersenyum sadis itu langsung berhenti, "Nadya, ini gak kayak yang kamu pikir, please jangan salah pah-"

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang