66. ( ' ) ✔️

144 19 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 66. ( ’ ) ]

Rajendra tertawa kecil sambil menyeringai licik di hadapan Arga. Anehnya, Rajendra justru mengulurkan tangannya yang dikepalkan, lalu mengerakkan jari telunjuknya maju mundur ke arah Arga berada saat ini. Namun, tampaknya Rajendra sepertinya menggerakkan jarinya itu ke arah Arga tetapi sedikit menyamping. Seolah, bukan sedang menyuruh Arga maju, melainkan orang lain di belakangnya.

Yang Arga harapkan adalah ia yang bertarung melawan Rajendra sendirian. Tetapi, setelah Rajendra menggerakkan jari telunjuknya seperti itu, salah seorang anak buahnya dari belakang membawa tongkat besi dengan wajahnya yang sangar itu. Ia berjalan ke arah Arga dari belakang.

Dengan mengangkat tongkat besi itu ke atas kemudian mengayunkannya sampai saat ini kepala belakang Arga terpukul oleh tongkat besi itu.

BUGH!

Arga yang merasakan betapa menyakitkannya pukulan tongkat besi tersebut pada kepala belakangnya lantas merasa pusing. Dengan terhuyung-huyung, ia berusaha menoleh ke belakang sembari memegangi kepalanya yang terkena pukulan.

"L-lo pada.. Curang!" ucap Arga sedikit gagap karena menahan rasa pusing pada kepalanya.

Anak buah Rajendra yang bernama Fero memegang tongkat besi itu langsung melayangkan tendangan pada kepala Arga menggunakan satu tangannya, membuat pemuda itu langsung tersungkur di tanah tidak sadarkan diri.

"Haha, pingsan? Mampus! Rasain tuh pukulan dari anak buah gua!" ujar Rajendra berjalan ke arah Arga meremehkannya.

Mata Arga berkunang-kunang, pemandangannya seakan mulai pudar dengan semuanya.

Rajendra pun tertawa sembari menyeringai melihat Arga yang tidak berdaya seperti ini. Pemuda licik itu lantas berjongkok di depan Arga kemudian berbisik, "Jangan mengacau. Lo nggak punya peran di rencana ini."

"Endra... Lo.. Pasti bukan orang jahat.. ‘kan?" lirih Arga diambang sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya.

Rajendra yang mendengar itu lantas tertegun hebat. "Ternyata, lo sama cewek lo sebelas-dua belas ya." Pemuda itu kemudian menyeringai licik dengan sorot mata yang sayup.

"Guys! Ayo pergi!" titah Rajendra memerintah anak buahnya.

Anak buah Rajendra pun menganggukkan perintahnya, mereka semua meninggalkan Arga yang tergeletak tak sadarkan diri di sana karena pukulan tongkat besi tadi. Darah mengalir sedikit dari kepala Arga.

Saat Rajendra dan anak buahnya sudah tak lagi mempedulikan Arga yang tergeletak tidak sadarkan diri itu.

Dari semak-semak pepohonan, muncul seorang gadis yang memakai hoodie hitam dengan tudungnya, ia mulai menyeret tubuh Arga menuju suatu tempat. Pastinya, bercak noda darah yang terkena seretan tubuh Arga menetap dan meninggalkan jejak di sana. Entah itu sengaja, atau tidak.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang