36. Underestimated ✔️

199 27 2
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 36. Underestimated ]


"Bocah kayak lo-lo pada cuma batu kecil! Bukan apa-apa! Lo pasti cuma anak buah paling lemah di geng lo 'kan!?" ujar pria itu sembari menudingkan jari telunjuknya pada Rian dan Dion.

"Sembarangan banget, anjir! Dua orang yang situ tuding itu termasuk salah seorang di antara yang terkuat di geng motor SMA Taruya!" celetuk Aldo memberi tahu. "Mereka berdua ini, diberi julukan Monster dan Detektif sama ketuanya, tahu!? Dibandingkan sama Anda, ITU NGGAK ADA APA-APANYA!" bentak Ronaldo yang kesal karena tidak terima sahabatnya diejek.

"Eh?" heran pria itu dengan wajah yang tertegun.

Rian yang geram langsung membuang mukanya sembari memutar bola matanya malas dengan senyum miringnya yang candu.

"SE-SEMUANYA SERANGGGG!!!" pekik pria itu memerintah teman-temannya. Namun, orang-orang Rajendra ini tak bergeming sama sekali. Mereka terdiam dan saling memandang masing-masing, seolah ragu untuk mengikuti suruhan pemimpin sementara mereka dalam pengejaran Rian dan Farenn atau malah mundur karena peringatan dari ucapan Aldo tadi.

"KENAPA DIAM AJA!? MAJUUUU!!!" tegas pria songong itu membelalak pada teman-temannya.

Tertampak jelas, tidak ada yang mau maju. Mereka bahkan lebih mempercayai ucapan seorang musuh ketimbang memilih percaya suruhan pemimpinnya. Tiba-tiba saja, ada satu orang yang maju dan bersiap mengepalkan tangannya hendak meninju Rian untuk membuktikan ucapan Aldo tadi.

Sayangnya, ia gagal. Sebab, Rian langsung memutar tubuhnya dan menendang kepala bagian samping lelaki yang berani itu. Serangan itu tepat menjatuhkan ia di lantai cukup keras. Sampai lelaki itu meringis kesakitan.

Apa yang terjadi pada lelaki pemberani yang ditendang Rian ini cukup mengenai mental bagi yang lain. Sehingga tiada lagi yang berani untuk maju dan melawan Rian dan kawan-kawan.

"Paman, sekarang paman udah nggak punya siapa-siapa loh. Paman mau sombongin apa lagi?" tanya Dion dengan senyum liciknya sambil menunjukkan giginya dan pisau yang ia pegang lalu menjilat pelan pisau tersebut membuat semua orang bergidik ngeri.

Hal itu membuat pria itu menganga sungguh terkaget dan takut bukan kepalang. "A-ampun! S-saya gak akan mengulangi hal ini lagi, maafkan saya!" pria itu meminta ampun.

"Ingat ya, ini baru kami, anak buah di geng motor SETA. Anda belum tahu, bagaimana ketua kami." Ucap Dion memberi ancaman. "Dah. Baguslah Anda minta maaf. Yaudah, cepet pergi sana!" titah Dion melepaskan pria itu.

"I-Iya! Terima kasih!!" pria itu pun langsung lari terbirit-birit karena ketakutan bersama teman-temannya yang lain.

"Lo sadis, Di," cakap Aldo melihat Dion dengan hatinya yang terasa kengerian terhadap teman dekatnya yang satu ini.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang