24. ( RS-GM ) ✔️

203 24 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 24. RS-GM ]

"KITA NGGAK SAMA! KAMU ADALAH KAMU! DAN AKU, ADALAH AKU! IBU YANG MELAHIRKAN AKU DI DUNIA INi, KALAU SEANDAINYA IBU GAK MELAHIRKANKU, APA AKU BISA ADA DI SINI? ENGGAK! INGAT, NAY, MEMENTINGKAN KEEGOISAN DIRI SENDIRI ADALAH MUSUH TERBESAR KAMU SATU-SATUNYA!" Tegas Nadya berhasil membuat Nayya kicep dalam lamunannya.

"Kenapa tiba-tiba berbicara santai? Kamu udah menyiapkan jebakan untuk menyerap aku?" terka Nadya dengan nafas yang naik turun.

"Gw gak peduli hal itu. Lo bisa nyergap gw, gw juga bisa sebaliknya, mungkin lebih buruk dari pada lo." Jawab Nayya. "Jawab gw, kali ini gw punya pertany—"

"Maaf, aku nggak punya waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan konyolmu itu." Ucap Nadya seraya menggendong tubuh adiknya Nara hendak keluar dari kamar.

"Sialan! Songong banget lo! Jangan mentang-mentang lo sekarang udah punya seseorang yang berharga, lo jadi belagu gini!? Nggak ada gunanya!" omel Nayyara terus-menerus melontarkan emosinya.

"Lo mau bawa ke mana si Nara?" tanya Nayyara dengan ekspresi yang langsung berubah menjadi lebih serius seperti tadi.

"Ke rumah sakit," jawab Nadya dengan wajah datar sambil menggendong tubuh Nara di punggungnya.

"Lo telat," ucap Nayyara.

"Bodo amat," jawab Nadya lagi dengan wajah datar seraya berjalan keluar kamar melewati Nayyara.

"Woi tunggu! Kenapa muka lo agak pucet!?" ucap Nayyara seraya memegang pergelangan tangan Nadya untuk membuatnya berhenti melangkah.

"Nggak usah sok peduli," Nadya mengayunkan tangannya dengan cepat untuk membuat tangan Nayyara lepas.

Nayyara berdecih. "Inget, gw bisa ngobrol santai sama lo hari ini bukan berarti lo bisa bebas dari dia!" celetuk Nayyara sambil melirik tajam pada Nadya.

Nadya terdiam sembari memberhentikan langkahnya sejenak. "Terserah." Ucap Nadya yang langsung melanjutkan langkahnya.

"Gw harus bilang apa supaya lo ngerti, hah?" tanya Nayyara tiba-tiba melirik Nadya dengan wajah serius.

"Bilang apa?"

"Jangan dekati Rajendra," ucap Nayyara. "Dia punya sesuatu rahasia yang bisa bikin lo kehilangan nyawa, Nay."

Nadya diam tidak menjawab apa pun. Gadis itu langsung berjalan keluar dari kamar menuju rumah sakit. Orang tua dia nggak baik, Nay, dia jadi liar gitu karena mau perhatian. Batin Nadya mengerti perasaan Rajendra.

"Orang yang bodoh," lirih suara Nayyara berbicara sendiri di kamar. "Semakin lo deketin, semakin lo terjebak, Nad."

Sementara itu, Nadya berlari keluar rumah menuju rumah sakit tanpa mempedulikan orang-orang yang melihatnya membawa seseorang yang berlumuran darah. Ia terus berlari di jalanan yang sepi menuju rumah sakit, napasnya begitu tersengal-sengal.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang