60. ( Father ♡ ) ✔️

148 16 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 60. ( Father ♡ ) ✔️ ]


Karena tidak mau Arga terus-menerus tenggelam dalam suasana kesal, Nadya pun menuruti Arga dan menaiki jok motor belakangnya.

Arga langsung menarik gas motornya, kemudian sedikit mengebut di jalan raya.

🔷🔷🔷

Arga telah mengantar Nadya sampai di halaman depan rumahnya. Nadya lantas turun dari motor, kemudian menatap Arga dengan sedikit kikuk.

"Arga, makasih ya atas bantuannya tadi." Ucap Nadya sedikit ragu karena saat ini perasaan Arga sedang berbeda dengan biasanya.

Arga melepas helmnya, kemudian tersenyum miring seraya tertawa kecil. "Lain kali, kalau dia gitu lagi ke lo secara diam-diam di belakang gw, lawan dia, pakai Taekwondo lo. Jangan takut, lo masih lebih di atas dia."

Nadya terkejut mendengarnya. "Kamu tahu aku bisa Taekwondo?"

"Iya. Gw curi informasi dari geng motor Rajendra." Jawab Arga dengan mudahnya.

"Lain kali jangan mencuri informasi lagi. Nggak bagus."

"Tapi banyak manfaatnya, Ndek."

"Terserah kamu aja."

Arga cengengesan memperlihatkan deretan giginya pada Nadya. "Dah ya, gw pamit dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Seusai Arga pergi dari halaman rumah Nadya. Gadis itu langsung membuka pintu dan memasuki rumahnya dengan perasaan yang masih terluka hebat.

Gadis itu langsung berjalan sedikit terhuyung-huyung menuju dapur.

"Hm? Nona Nadya? Anda sudah pulang ya" ucap Frea sembari memasak makan siang hari ini.

"Ayah mana?" tanya Nadya dengan tatapan yang setengah kosong.

"Ah, Tuan Bian sedang pergi ke luar." Jawab Frea.

Nadya diam tak menjawab, ia langsung berjalan ke dapur setelah melepas sepatunya sembarangan. "Aku bantu," ucapnya sambil memegang panci yang ada di atas kompor

"Eh? Gak usah nona, saya bisa masak sendiri kok" tolak Frea.

"Kamu ke kamar," pinta Nadya, "sekarang."

Nadya dengan tatapan mulai hampa itu membuat Frea menuruti apa maunya. Frea pun mengangguk pada Nadya. Ia langsung ke kamar sesuai permintaan Nadya.

Namun, karena Frea penasaran, ia tak masuk ke dalam kamar, tetapi mengintip Nadya yang ada di dapur.

Nadya berjalan lesu, kemudian duduk di kursi meja makan dekat kompor yang menyala saat ini.

Gadis itu kini mengambil pisau yang ada di meja.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang