•••
•••
[ 8. ( ? ) ✔️ ]
"Di sini?" tanya Nadya sembari berbalik badan menunjuk bangku tersebut.
"Hm," jawab Arga mengiyakan tanpa menoleh.
"Gak bakal ada paku atau semacamnya 'kan?" gumam Nadya sangat waspada sembari menyentuh kursi tersebut. Tentunya, hal itu didengar Arga dan Robin.
"Pfftt." Robin menutup mulutnya sembari membuang muka ke arah tembok, berusaha menahan tawa.
"Ngapain lo ketawa, hah?!" ketus Arga sebagai melirik tajam Robin.
"Ampun deh, Ketua." Robin langsung berekspresi normal.
Nadya menoleh ke belakang, "em, makasi udah biarin aku duduk di sini." Nadya yang tersenyum tipis, kemudian kembali berbalik badan menghadap papan tulis.
Melihat senyum manis Nadya itu, Arga sedikit tercengang, ia pun langsung tersenyum tipis dengan hangat. Baguslah dia ngerti, batin Arga.
"Ngapain lo senyum-senyum? Mau ribut sama gua?" pergok Robin yang kebetulan melihat Arga tersenyum sendiri.
"Kamu nanyeak?" seloroh Arga mengikuti sebuah trend terkenal.
Sebal, Robin langsung mengangkat kakinya, kemudian mendorong meja Arga sampai tergeser sedikit.
🔷🔷🔷
Pelajaran hari ini berlalu. Semua murid pun boleh pulang ke rumahnya masing-masing. Di kelas, hanya ada Nadya dan Arga. Gadis itu tengah merapikan peralatan tulisnya yang ada di atas meja, untuk ia masukkan ke dalam tas semula. Sementara Arga, duduk santai di kursinya, seraya menyenderkan punggungnya di punggung kursi. Memejamkan mata sembari asik mendengarkan sebuah musik dari handphonenya lewat headset kecil.
Melihat Arga sedang memejamkan matanya lelah, Nadya pun bangkit perlahan mencoba tanpa suara dan berjalan menuju pintu kelas untuk pergi dan tidak mengganggu Arga yang seperti sedang tertidur lelap.
Nahasnya, saat Nadya membuka pintu, tiba-tiba ada seorang siswa kelas sebelah yang menyiram se-ember air bekas pel-an lantai pada Nadya, bersama dua temannya di belakang tertawa kecil mengolok-olok.
Tiga laki-laki itu saling tertawa mengejek Nadya. "Heh, lo tuh nggak layak masuk sekolah ini. Ada peraturan di sekolah ini kalau sekolah ini hanya khusus cowok doang! Terus sekarang apa? Lo yang cewek masuk ke sini! Gue yang beberapa kali request kagak pernah dibolehin, anjirr! Lo pakai pelet apa sama kepala sekolah, Nad? Hm?"
"Bacot!" lirih Nadya yang geram.
"Hah? Apa??"
"KALIAN PIKIR NYUCI BAJU ITU GAMPANG?! DASAR COWOK SI*LAN INI NGGAK NGERTI BANGET SIH!" seru Nadya emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...