51. ( *New )✔️

165 21 5
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 51. ( *New ) ✔️ ]


Peraturan ketat yang dulu diberikan kepala sekolah, kini sekarang dilonggarkan. Mulai dari siswa yang telat masuk sekolah diskors sebulan, masuknya atau pindahnya siswi yang tidak hanya harus berjenis kelamin laki-laki, dan sebagainya.

Selain itu, kepala sekolah SMA Taruya juga menetapkan aturan baru. Salah satunya ialah, dilarang melakukan penindasan secara berlebihan saat di lingkungan sekolah. Ayah Robin sebagai kepala sekolah hanya memberitahu satu syarat, yaitu menyuruh seluruh anak murid untuk memulihkan kembali nama SMA Taruya seperti dulu secara perlahan tanpa paksaan yang berat dan kasar.

Murid-murid di sana sebenernya ada beberapa yang tak mau, namun sebagian besar dari mereka menyetujuinya dengan senang hati. Bahkan, ada yang membentuk organisasi dengan senang hati. Organisasi itu disingkat dari suatu kepanjangan, yaitu SOSIS.

[ Sekumpulan Orang Selalu Inget Sosial ]

"Oke gue mau bentuk SOSIS! Jadi yang mau join, lempar kertas yang bertulis nama kalian di tong sampah, ya!" ucap orang yang sangat ingin jadi ketua SOSIS. Dia kakak kelas, yang berarti dia kelas 12. Jika dilihat, ia tidak pendek ataupun tinggi, rambut berwarna hitam tebal dengan style dibelah dua di dahi, memakai kacamata kotak yang frame-nya berwarna hitam. Auranya nampak seperti wibu nolep yang ingin terkenal dikalangan siswa-siswa di sana.

Mereka menamai organisasi itu dengan nama SOSIS. Terlihat kocak namun itulah kebiasaan mereka semua.

Karena sosial itu sesuai dengan manusia yang merupakan makhluk sosial di dunia ini, ucapnya ketua sosis dengan senyum belagu bangga pada dirinya dalam hati, mendonggakkan dagunya ke atas.

Sementara itu ada sebagian siswa yang bingung dengan sistem SMA-SMA di luar sana yang mengatakan bahwa ada kelas di mana ada untuk jurusan IPA dan IPS. Calon ketua SOSIS yang mendengarnya langsung mendekat ke siswa yang menggosip itu.

"Eh tadi maksud kalian apa?" tanyanya calon ketua SOSIS itu.

"Di luar sana, SMA-SMA itu punya jurusan IPS sama IPA, kalo di sini ada gak, Kak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar mengharapkan adanya hal itu.

"Bukannya di sekolah ini ada, ya?"

"Emang ada, cuma semuanya jadi kacau karena kenakalan kita semua di sini"

"Oh iya. Ya udah nanti gua coba bentuk ulang, ya"

"YESSHHH!!" ucapnya mereka kompak sangat semringah gembira.

"Arga!" panggil calon ketua SOSIS kepada Arga yang sedang berjalan sendirian di lorong.

"Ha?" sahut Arga menoleh.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang