43. ( ÷ ) ✔️

172 19 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 43. ( ÷ ) ✔ ]


"Kurang asem lu, Mahendut! Gue jatuh, cog! Kesandung meja nih! Aduh" ujar Rian sembari mencoba bangkit sembari meringis sakit karena tersungkur seusai tersandung.

"Rian, lo gak papa? Lo di mana?" tanya Robin mengeraskan sedikit suaranya.

Lama-lama gue bisa budeg karena suara lu, Bin, batin Rian dikarenakan suara Robin yang terlalu keras sampai masuk ke ubun-ubunnya.

"Gue di sini, Obin!" sahut Rian. "Parah si Farenn, pake tutup pintunya segala, anjir. Keadaan darurat gini dia malah di toilet!"

"Di toilet malah lebih serem, ego! Bayangin ae, di toilet gelap kayak gini," ujar Aldo membuat Rian berfikir demikian.

"Nih nih nih, tangan gw di sini. Pegang buruan!" ucap Arga mengulurkan tangannya entah ke mana, hanya mengulurkan saja untuk memancing Rian.

Rian pun mencoba mendekati arah suara Arga, lalu memegang tangan.
"Arga? Sejak kapan tangan lu lembut kayak gini? Lu perawatan kulit, hah?" heran Rian.

"Yang kamu pegang itu tangan aku." Nadya berucap.

"Oh. G-gue salah ya.. Aduh maap! Maap banget!" gagap Rian yang malu-malu terhadap Nadya, seraya melepaskan genggamannya pada tangan gadis itu secara perlahan agar tidak ada yang mengamuk padanya.

"Berani banget lo! Nyari mati, hah?!" tegur Arga bersamaan ancamannya.

"Gue gak sengaja, anjir!" pekik Rian langsung berbalik badan hendak kabur.

Arga mengambil hp yang ada di kantung celananya, lalu menyalakan senter yang ada di hp-nya. Kemudian mengarahkan senter hp-nya ke kanan kiri, Arga menemukan Rian yang hendak berlari keluar kelas. Sontak, Arga pun langsung berjalan ke arah Rian lalu menarik kerah belakang Rian.

"Udah sini lo, curut, buruan. Jangan kabur!" Kata Arga sembari menarik Rian ke tempat Arga duduk dikelas.

"SI KAMPRET, KENAPA KAGAK DIKELUARKAN DARITADI HP LU!? GUE KAN NGGAK HARUS KESANDUNG KALAU ADA SENTER DARI HP LU!" seru Rian mengomel

"Sengaja, biar lo ngoceh," kata Arga tersenyum miring.

Rian yang mendengar tukasan Arga itu langsung tersenyum kecut sembari mengenduskan nafas kesalnya.

Kini ruangan kelas sudah tak terlalu gelap karena senter di hp Arga menerangi seluruh kelas walau tidak semuanya.

"Tadikan gw udah kasih tau, kalau ruang kelas kita ada di pojok kiri kalau dilihat dari gerbang depan sekolah. Jadi maksud gw—" Arga kembali menjelaskan isi peta itu.

"Masih ngelanjutin, anjir. Gelap gini pun dilanjutin dong!" gerutu Rian pada dirinya sendiri.

"Ck. Jadi, di sini ada..." Arga kian melirik ke arah belakangnya, membuat teman-temannya itu heran.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang