1.

15.3K 158 21
                                    

Matahari baru saja menapakkan wujudnya di sebelah timur, ketika aku membereskan motorku untuk berangkat kerja.

Sebagai karyawan, aku harus bekerja giat untuk menopang kehidupan keluargaku. Aku dan 2 adikku yang masih duduk dibangku Sekolah kelas 2 SMP Reindra dan adekku perempuan Rianandra yang duduk di bangku kelas 2 SMA

Kenalkan :

Namaku : Raindra.
Umur : 28 tahun, sarjana
Ekonomi dan bekerja
sebagai Asisten
Manager.

Tampang lumayan ganteng kata orang, tampan ( relatif ), supel dan disukai rekan kerja.

Masih lajang.

Orang tua : Ayah dan Ibu sudah almarhum.

Sekelumit data pribadiku.

*****

Saat aku menghidupkan motor ku, naas bagiku, motornya tidak bisa hidup..

"Siaaalllaaann...bikin susah aja ini motor" aku mengumpati motorku. "Reiiiiinnn...."teriakku ke adekku yang sedang siap siap mau sekolah.

"Iya Bang" sahutnya. Aku melihat  wajahnya agak pucat karena teriakanku. Kaos kaki masih sebelah di tangannya.
Riana yang mendengar teriakanku ikut mendatangi Rain.

"Ada apa sih Bang, pagi pagi bikin heboh, marah" kata Riana.

"Bikin heboh...bikin heboh..marah...marah. Siapa kemaren yang pakai ini motor heh....gak bisa hidup" teriakku kesal.

"Rein Bang. Tapi kemaren malam masih baik baik aja" katanya sedikit menciut.

"Baik baik gimana? ini gak bisa hidup" sergahku. "Bikin susah aja. Kalau abang dipecat, habis kita. Lu berdua gak bisa sekolah" kataku sudah putus asa karena waktu berjalan terus.

"Hoooii Raindra, pagi pagi udah nyap nyap. Kenapa Lu" tetangaku menegur.

"Motor gak bisa hidup Bang, padahal dah mau berangkat" kataku duduk lesu dan berkeringat. Adekku terdiam melihatku.

"Kalau gak bisa pinjam nih motor Abang" Bang Anser si batak yang baik hati ke keluarga kami memberi usul. "Coba abang tengok, rusak apanya tak bisa hidup" katanya. Bang Anser memeriksa motor kesayanganku. "Kau Rein, Riana siap siap sekolah kalian, biar abang sama abang kau yang urus ini motor" kata bang Anser sambil memeriksa motorku. Adekku beranjak dari berdirinya.

"Ehhh, Bodat kau Rain, coba tengoklah, cammana mau bisa hidup, kencing motor kau sudah habis rupanya" katanya menyuruhku melihat tangki bensin.

"Bodooohhh....bodoh..." umpatku sendiri. "Maaf bang, udah panik aja sih, gak kepikiran kesana" kataku sedikit cengengesan.

"Udah pake motor abang aja dulu. Biar Rein pulang sekolah nanti beli bensin eceran. Terlambat kau nanti. Susah jadinya" ujar bang Anser.

"Makasih bang sudah merepotkan" kataku.

"Tak merepotkanlah. Aku sama kakak kau tak kemana mana. Hanya dipasarnya"

"Iya bang. Aku ambil motornya" kataku.

Kudorong motornya bang Anser ke depan. Adek adekku sudah mau berangkat sekolah.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang