27

1.2K 64 16
                                    

Baru saja belok dari halaman air minum isi ulang, aku sudah dicegat oleh tante Hanna. Kagetku karena tante Hanna tiba tiba berada di depan motorku.

"Tanteeeee....."seruku.

"Pinggirin sebentar sayang" pinta tante Hanna. Orang orang yang berdiri dekat kami melihat ke tante Hanna.

"Gila itu perempuan. Ketabrak modar sia" serapah seseorang kudengar.

Aku membuka helmku dan melihat ke orang yang bicara tadi.

"Widihhh...pantas tuh emak emak berani. Ganteng begitu." masih dia yang bicara. Tapi tidak kuhiraukan.

"Ada apa sih tante? Jadi bahan tontonan ini"kataku pelan. Tante Hanna memegang tanganku, tapi kutarik pelan.

"Rain, si bandot homo itu suka ya sama kamu" katanya.

"Tante ngomong apa sih. Suaminya di katain begitu"

"Emang dia homo. Nih memek tante dianggurin hanya karena suka sama laki laki"

"Jangan bicara begitu ah. Orang orang merhatiin tuh" kataku.
Tante Hanna menebarkan pandangannya dan menunjuk sebuah warung.

"Kita bicara di situ sayang" katanya menunjuk tempat yang diinginkan.

"Tapi jangan lama lama ya tan" kataku, tapi tidak dijawab.
Kudorong motorku ke arah yang ditunjuk. Deheman orang yang melihat kami di jawab oleh tante Hanna.

"Eh monyet, ini bukan seperti yang ada di otakmu ya"katanya yang membuat orang tadi terdiam. Kulanjutkan mendorong motorku. Setelah di warung, tante Hanna langsung memesan kopi untukku.

"Di luar sini aja Rain"pintanya.

Aku duduk di bangku panjang warung nasi tersebut menghadap ke jalan.

"Rain, dengerin tante ya. Tante gak mau kamu jadi pemuas laki laki macam suami tante si Morgan"

"Maksud tante?"

"Jangan mau kena bujuk rayunya. Dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangannya"

"Terus, tante? cara apa yang tante bikin menarik yang tante sukai"

"Beda Rain. Seandainya Om Morgan mu bisa memberikannya, tantetidak begini. Atau, jangan jangan ..."

"Apa tante melihat Rain menyukai laki laki?"

"Siapa tahu kamu sudah termakan janji janji mas Morgan"

"Tante....Tante....penilaiannya sebegitunya"

"Maaf Rain. Tante ingin sama kamu"

"Tapi Rain juga bebas sama siapa tante. Rain tau, tante sering memakai Rain, tapi bukan berarti Raini milik tante. Soam Om Morgan, dia tidak bicara apa apa, tidak merayu. Hanya ngomogin soal Fei."

Tante Hanna menatap ke jalan karena ada mobil masuk mengarah ke kami. Aku ikut memperhatikannya.

"Virdan???.  Dari mana itu orang" kata hatiku.

Tante Hanna memperhatikan Virdan dari ujung kaki sampai ke ujung rambut, kagum karena ketampanan Virdan.

"Virdan....." sebutku saat dia mendekati kami.

"Heiii...Rain!!!" Katanya dan memperhatikan tante Hanna.

"Oh iya, kenalkan tante Hanna. Ibunya Fei" kataku. "Tante, ini teman kerjaku, Virdan" kataku memperkenalkan mereka.

Tante Hanna masih memandangi Virdan seakan membandingkan aku dengan dia.

Virdan melihatku seperti cemburu.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang