52

824 48 4
                                    

Persahabatan!!! Sebuah kata yang mengandung makna bagi mereka yang benar benar ber"teman" sehingga bisa jadi "sahabat".

Aku tidak pernah mengerti arti sahabat. Dulu mungkin pernah aku rasakan itu. Disaat susah dan senang sahabat selalu ada bersama kita. Tapi sahabat di selingi dengan nafsu menjadi hambar arti sahabat itu, menjurus ke arah "pacar"

Itulah yang dilakukan oleh Virdan dan sekarang aku lakukan dengan Hindarto.

"Maaf Virdan, bukannya aku sudah pernah bilang ya? Jangan mengganggu aku lagi, ya" kataku ke Virdan suatu pagi di hari libur.

"Rain, saya tahu, sayalah yang bersalah. Saya pernah minta kesempatan kedua, tapi kamu menolaknya karena kamu tidak mencintai saya"

"Terus, ngapain lagi datang ke mari? Ini karena Ana dan Rein tidak di rumah loh ini"

"Saya datang sebagai sahabat Rain"

"Sahabat??? Maaf Virdan. Aku gak bisa memaknai lagi arti sebuah sahabat setelah apa yang pernah kita lakukan. Karena tidak murni sebagai sahabat."

"Saya tidak akan pernah lagi meminta kamu untuk melayani nafsu saya Rain, yang penting saya bisa dekat lagi seperti dulu"

"Enggak bisa lagi Virdan. Aku tidak bisa lagi hangout karena, adek adek ku yang paling ku pikirkan sekarang. Aku tidak pernah memikirkan pribadi ku dulu."

"Rain, boleh dong saya datang ke mari?"

"Kalau bisa jangan Virdan. Carilah "sahabat" yang bisa mengerti kamu. Kalau aku sudah gak bisa Virdan"

"Hufffzzz...! Sebegitu bencinya kamu sama aku Rain"

"Tidak ada yang membenci siapa siapa. Aku hanya membatasi pergaulanku. Itu saja"

"Kalau hanya membatasi, masa gak bisa menemuimu"

"Karena aku tidak ingin, Vir" kataku.
Apapaun alasan yang dibuat, karena pada dasarnya aku tidak mau berbuat sex sama dia, inilah caraku melupakannya.

"Saya tahu Rain, sayalah yang menyukaimu, tapi jangan sekeras inilah hatimu Rain."

"Kamu bilang hatiku keras Virdan? Ingat gak ketika pertama kali kamu menuntaskan hasratmu? Kalau hatiku tidak lunak waktu itu, mungkin tidak akan ada kamu sekarang dirumahku. Jangan pernah membuat aku semakin membencimu Virdan. Aku layani kamu demi kepuasanmu. Sekarang kamu bilang aku keras hati?"

"Maaf Rain, maaf"

"Sekarang tinggalkan aku sendiri Virdan sebelum adek adekku datang" kataku mulai tersulut emosi.

Virdan tidak beranjak dari duduknya. Makah meraih tanganku yang kuelakkan.

"Kalau kamu tidak mau pergi, biar aku yang pergi"ancamku.

"Ok...Ok...Rain, saya akan pergi"katanya dengan wajah sedih. Virdan pergi tanpa menolehku. Melihat sikapnya selama ini, aku berfikir tidak mungkin dia melakukan sex dengan orang lain. Bukannya cemburu, tapi aku merasa bahwa dia melakukannya tiap hari. Aku takut suatu saat, temannya akan mendatangi aku. Itu saja.

Aku masuk kamarku dan tiduran menunggu kedatangan Ana dan Rain.

Tok

Tok

Tok

"Bang. Ini aku Rein" suara si bungsu kami memanggilku.

"Weiii...dari mana saja kamu adek tampanku, hah"kataku mengusel usel rambutnya.

"Bentaran ambil kisi kisi ulangan. Rein lupa"katanya dan masuk kamarku. "Bang ada Om Orizhon tuh" kata Rein yang membuatku ingin tahu.

"Ngapain dia kemari"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang