4

3.7K 81 13
                                    

Masih pukul tiga sore, Rein sudah sibuk, kasak kusuk dengan  sepatu baru dan pakaiannya. Wajahnya penuh dengan senyum dan semangat. Aku geleng geleng kepala dibuatnya.

Sejak pulang sekolah, hanya sebentar istirahat dia sudah menyiapkan pakaiannya untuk pesta nanti malam.

"Rein!!! Masih lama Tampan. Udah sibuk aja" kataku menegurnya.

"Gak sabar bang Rain. Lama banget ya waktu berjalan" katanya.

"Emang kamu mau ngapain disana. Abang ini hanya tamu undangan"

"Rein, mau lihat teman teman kantornya Abang. Pengen tau, orang yang WA abang kemaren itu."

"Bujug buneng. Urusannya apa Rein?"

"Rein, tidak mau dia rebut abang dari kami, bang"

"Heeeeh ke situ lagi arahnya. Bikin sedih aja kamu adekku"

Suara klakson mobil diluar tidak kuhiraukan, karena aku merasa tidak ada teman atau sanak family yang pernah datang.

Tapi, klaksonnya.....???

"Rein, coba lihat ke depan" kataku.
Rein menuju depan rumah. Rein Kembali dengan bahagia.

"Bang....Si abang yang kemaren" lapornya. Aku segera keluar.

"Busyet dah si Zuno" gumamku.

"Bang Rain. Zuno Bang" katanya dari dalam mobil.

"Astaga Zuno. Sore begini" kataku dan menyuruh memarkirkan mobilnya mepet ke dinding rumah karena jalanan agak sempit di lalui mobil yang berpapasan.

Setelah parkir, dia turun dari mobilnya.

"Bang" dia menyalami aku dan mencium punggung tanganku.
Kesan pertamaku, Zuno adalah orang yang sopan dan orang berada karena mobilnya ternama.

"Masuk Zun" kupegang punggungnya sebagai keakraban. "Ini lah rumah kami Zun. Kamu akan bisa menilai" kataku.

"Bang, Zuno datang bukan untuk menilai. Kebaikan abang sudah tak ternilai harganya"

"Ahhh kamu. Baik darimana? kenal juga hanya 10 menit, sudah bisa bilang baik"

"Ketulusan!!! Tergambar dari wajah kalian bang. Tampan dan cantik mengeluarkan aura kebaikan"

Aku tertawa mendengarnya.
Mendengar aku tertawa, Ana dan Rein melihat kami.

Zuno langsung berdiri dan memberi salam ke Ana. Ana tersipu.

"Mau dibuatkan kopi atau apa bang" tanyanya.

"Nanya ke bang Rain atau ke bang Zuno" godaku.

"Ihhh abang ahh...mau kopi, airputih atau teh manis" tanyanya lagi.

"Abang kopi aja Ana" sahut Zuno.

"Eehmm.. iya kopi aja" kataku.

Ana permisi masuk. Rein mendekati ku.

"Berangkat jam berapa bang" tanyanya. Rupanya adekku ini ketakutan batal pergi karena kehadiran Zuno.

"Habis Maghrib" jawabku.

"Emang mau kemana bang Rain" Zuno ingin tau.

"Pesta Ulang Tahun rekanan perusahaan kami" jawabku.

"Jadi, kemaren...."

"Iya Zun. Beli pakaian buat adek adekku mau dipakai entar"

"Boleh ikut bang. Biar kita naik mobil aja" anjurnya.

"Ikut karena Ana pastinya"

"Ahh bang Rain"

"Ingat Zun. Ana masih SMA. Kamu akan berpaling nantinya tidak sabar menunggu"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang