11

1.7K 55 12
                                    

Pertemuan ku dengan Fei boleh dibilang lancar lancar saja. Tapi ku ingat kata adekku Rein, bahwa Fei akan sering datang ke rumah. Betul sekali. Dari sekian kali kedatangannya, pasti membawa oleh oleh untuk adekku Ana dan Rein. Itu alasannya.

Tapi Rein, masih belum bisa menerima kehadirannya di rumah kami, karena sering setiap jam pulang kerjanya.

"Bang Rain!" Sapa adekku Rein di suatu malam saat aku membaca google di hpku.

"Ehmm"

"Bang, Rein manggil nih eehmm...ehmmm aja" katanya.

"Kenapa dedek babang, hah. Ada apa, aya naon, what happend" sahutku memonyongkan mulutku ke wajahnya.

"Nah gitu dong nyahut kalau orang bicara" katanya melihat ke hpku. "Fei bang, menurut Rein aneh dah. Kok dia yang datangin abang terus. Abang suka ya sama dia. Abang bilang cinta gitu"

"Hahahahaha..." aku tertawa. Ana jadi leluar dari kamarnya.

"Ada apa sih, ketawa kaya raksasa gitu. Ampe kaya gempa di kamar Ana" katanya ingin tau.

"Ana, abang mau tanya? Kamu sudah bilang cinta belum ke Zuna?"

"Ihhh urusannuya ketawa sama Ana apa? Kok cinta cinta segala"

"Abang nanya, biar Rein adek.lo nih tau jawaban pertanyaannya"

"Bukan Ana yang bilang, tapi Zuna. Karena abang mendukung, iya Ana jawab Cinta. Emang Cinta sih" celoteh Ana

"Terus, apa kamu yang datang ke Zuna tiap pengen ketemu?"

"Aneh dah abang. Mana pernah Ana ke sana. Abang dan Rein kan tau kalau Zuna yang kemari"

"Nah, udah kejawab belum panasaran kamu Rein"

"Aneh aja sih. Cewe datangin cowo."

"Fei nanya abang. Apa abang suka sama dia."

"Jawaban abang?"

"Suka"

"Hah, kok suka sih abaaaaaang" Rein setengah teriak.

"Suka dalam artian melihat. Bukan suka dengan rasa"aku sedikit melotot.

"Kirain"

"Kaya tau aja kamu soal rasa Rein. Emang sudah mulai ada rasa di hatimu gitu"

"Rasa sih ada bang. Cewe cewe di sekolahan Rein pada deketin Rein. Tapi enggalah. Biar sekolah dulu"

"Betul itu. Ana aja kalau bukan Zuna yang deketein waktu di mall, Ana gak kepengen cinta cintan. Ingat Monsster tuh. Galak. Auuummm" bibir Ana dimonyongin.

"Salah ya abang, menahan kalian untuk tidak pacaran dulu"

"Enggak bang. Jangan marah dong. Baru Ana candain sudah marah."

"Abang gak marah adekku. Buktinya seorang pangeran, seorang Arjuna...ehh namanya sama Zuna datang sendiri kan. Karyawan Bank BUMN lagi. Apa gak anugerah dari Tuhan tuh"

"Kirain abang marah. Iya juga sih"

"Hanya menguji kesetiaannya ke kamu Ana. Apa dia benar benar mencintaimu. Kalau benar, dia kan sabar menunggu. Sekarang kan kamu dah kelas 3"

"Iya bang. Katanya Zuna mau bawa Ana ke orang tuanya. Ana sampe pengin pipis dengerin kata katanya"

"Hahahahaha....Husshh. segitunya"

"Bingung Ana."

"Kalau mau kesana Rein harus ikut. Biar ada yang kawal" Rein menimpali.

"Kalau mau kesana, bilang abang. Kamu gak boleh sendiri"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang