15

1.5K 60 13
                                    

Udara panas siang itu benar benar membakar kulit. Sepertinya Matahari dekat di ubun ubun. Hanya sebentar jalan kaki mau makan siang, keringat membasahi badan. Pun saat makan, dengan minum air hangat semakin membuat badanku gerah.

"Panas banget nih. Pertanda apa ini, gak biasanya" celoteh seorang pengunjung warung makan.

"Iya nih gak biasanya. Mau ujan kali ya" timpal pemilik warung.

Banjir keringat di badanku kutahankan sambil makan.

Saat mengunyah makanku, WA dari Fei masuk. Pas melihat WA dari Fei, dibawahnya ada lagi yang bertanda hijau, Virdan.

Kubaca yang dikirim Fei.

"Mas Rain datang ya Sabtu malam, undangan makan malam syukuran di rumah. Papa sama Mama yang bikin untuk ku"

"Kan udahan di kantor Fei. Masa syukuran terus"balasku berfikir sejenak.

"Mama sama Papa yang maksa bikin lagi mas karena Fei tidak kasih tau mereka, Rain. Datang ya. Bawa Ana sama Rein sekalian"

"Ok, nanti saya tanya dulu mereka mau apa enggak"

"Pasti mau. Datang ya"

"Ok" balasku.

Kubaca lagi WA dari Virdan..

"Ketemuan ya Rain"

"Enggak. Saya lagi sibuk"

"Saya datang ke rumah"

"Enggak. Gak bisa"

"Terserah. Saya akan datang tanpa sepengetahuan mu"

"Jangan bikin hidup gue jadi susah Virdan"

"Cuma mau datang aja kok gak boleh"

Selera makan ku jadi hilang. Keringat makin deras karena si Virdan. Pasti keenakan tuh orang makanya mau datang lagi. Sial. Gerutuku dalam hati.

Ku bayar makan ku dan pergi dari warung makan menuju kantorku. Setelah sampe kantor aku langsung duduk selonjoran di bangku kerjaku, kuarahkan badanku ke arah datangnya udara dingin AC. Adeeemmm.

Dalam menikmati dinginnya udara AC, aku berfikir, kenapa orang orang nafsunya tinggi. Sedangkan aku, nafsuku untuk sex biasa biasa saja. Onani palingan se kali seminggu, itu juga kalau sedang kontol ku bangun di pagi hari dan ingin dimainin. Sehari harinya walapun bangun, gak niatan untuk onani.

Sumpah!!! Aku tak pernah memikirkan nikmatnya ngentot dengan Virdan. Seleasai saat itu, ya udah fikiranku normal lagi. Pada saat kejadian itu saja saya nikmati. Setelah itu, enggak memikirkannya sama sekali.

"Rain, kenapa duduk selonjoran gitu" Hindarto masuk tanpa kuperhatikan.

"Panas To, habis makan siang" jawabku.

"Ini bukannya karena panas Rain, wajah lu kusut bener"

"Gak ada apa apa. Kusut ginana sih Lu, To. Cuma Fei."

"Fei kenapa, Rain. Dia baik baik saja kan"

"Nyokap ama Babenya, bikin acara lagi. Syukuran. Gua sama adek adek gua di undang. Lu mau ikut gak To, Sabtu ini"

"Gua kan ada acara sendiri Rain."

"Ayolah To. Bawa bini ama anak lu. Biar kenal. Gua kan gak sempat datang ke rumah lu"

"Emang boleh Rain? Gua kenal aja enggak tuh si cantik Lu"

"To, gua enggak pacaran sama dia. Cuma gua seneng aja gitu sama dia"

"Pacarin aja napa Rain. Toh pacaran gak langsung nikah. Lu bisa bikin rencana kedepannya. Adek Lu kan tinggal setengah tahun lagi lulus"

"Masih panjang To urusannya"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang