Acara makan malam yang dijanjikan Om Ozhrill untuk mengulang acara ulang tahun Ana, ternyata bukan hanya itu saja.
Om Ozhrill dan istrinya serta Zuno, telah mempersiapkan sesuatu yang tidak kami duga.
Sebenarnya aku sudah menaruh curiga ketika Ana berpakaian mewah yang di sewa oleh Zuno dari sebuah salon.Ruangan kecil tertutup itu, tempat kami malam itu dihadiri juga oleh 4 pria yang tidak aku kenal dan 2 orang wanita selain seorang fotografer dan petugas salon.
PERTUNANGAN.
Aku hanya terpaku tidak bisa memprotes karena Ana aku lihat begitu antusias dan bahagia.
Cincin yang melingkar dijari manis Ana dan Zuno diabadikan oleh tukang keker. Termasuk foto bersama dimana aku berdiri di samping kiri Om Ozhrill. Tangannya di atas bahuku.
Saat makan bersama, pria yang aku belum kenal sama sekali dikenalkan oleh Om Ozhrill. Sedangkan dua wanita itu ternyata teman dari istrinya yang tinggal di Bali. Dua orang pria itu adalah suami masing masing.
Aku hanya menikmati semua yang telah dilakukan mereka.
Setelah acara inilah terkuak semua bagaimana sifat seorang Gay atau bisex yang tidak bisa menahan hasrat untuk melakukan yang ada di dalam hati masing masing.
Aku memperhatikan gerak gerik salah seorang pria yang diakui Om Ozhrill sebagai sahabatnya. Saat Om Ozhrill mengantarkan ke mobilnya untuk pulang, tak sengaja aku melihat diri mereka masuk ke mobil. Ku hentikan isapan rokokku. Aku mendekti mereka. Ternyata mereka berpelukan dan berciuman.
Aku tidak kaget lagi melihat adegan seperti itu. Karena baru kejadian kemaren antara Hindarto dan Glend. Dan aku juga sering melakukanya dulu dengan Hindarto atau Virdan sebelum aku mengetahui mereka memiliki pasangan.
"Ehh...kamu"begitu seru prianya, karena melihatku disisi pintu mobil yang duduki Om Ozhrill.
"Maaf...Maaff..."kataku
"Rainnn...."kaget Om Ozhril.
"Maaf Om, gak sengaja. Tadi mau pamit ke Hotel Rain, saya cari cari gak ada, ternyata disini"alasanku. Aku meninggalkan mereka dengan tidak rasa sakit sedikitpun. Karena aku sudah tahu dari awal, Om Ozhrill tidak akan bisa melepaskan pria pria yang dia sukai. Tapi...
Kenapa harus di dalam mobil ya?? Dan, kenapa tidak bisa menahan hasrat barang sekejap saja. Dan kalaupun ingin melakukannya, paling sedikit lihat sikon lah. Jangan karena sudah larut malam, disangka tidak ada yang memperhatikan.
Aku, Ana dan Rein di antar oleh Zuno ke hotel kami pada malam itu. Mobil yang kami tumpangi dilihat oleh Om Ozhrill yang sedang berdiri di samping mobil temannya.
"Zunooo..."panggilnya. Tapi kusuruh Zuno melajukan mobilnya.
"Nanti aja Zun. Ngantuk ini. Setelah balik saja kamu ketemu papimu"kataku.
Dalam hatiku, bibir manis semanis apapun yang diucapkan, kalau memang sudah dari sononya Gay tetap aja, bibir Homo. Dunia Gay, kini aku terjerumus masuk kedalamnya.
Aku tidak akan marah sama Om Ozhrill. Tidak akan. Selama Lobangnya masih bisa aku nikmati, akan kubiarkan dia dengan permainannya. Yang penting aku, tidak melakukannya di depan matanya. Itu adalah tekadku kini.
Hindarto? Selama dia menginginkan, aku akan layani dia. Kita lihat nanti. YANG PASTI TIDAK ADA ISTILAH CINTA.
Setelah Zuno meninggalkan kami di Hotel, kusuruh Rein dan Ana untuk segera tidur. Aku keluar untuk menikmati rokokku.
Aku duduk dibangku didepan pos satpam setelah kupesan kopi hitam kesukaanku dari warung pinggir jalan depan hotel.
"Rain" suara Om Ozhrill mengagetkanku.
"Loh Mas kok datang"kataku.
"Tadi lihat mobil kalian keluar, aku langsung nyusul. Barusan ketemu Zuno, tapi Mas suruh dia langsung ke hotel"
"Kenapa datang Mas, ini dah larut malam"
"Mas mau minta maaf apa yang kamu telah lihat tadi."
"Kita bicara di luar sana aja Mas, gak enak didengar orang"bisikku dan mengajak dia ke arah jalanan dengan kopiku di tanganku.
"Kamu tidak akan meninggaklan Mas mu ini kan Rain"
"Mas, Rain sudah tahu bahwa mas itu tidak akan bisa lepas dari pria pria yang mas sukai. Dan Rain tau, pria itu adalah salah satu dari pasangan mas. Alasan apa Rain harus marah lalu meninggalkan mas"
"Kamu tidak marah?"
"Enggak mas. Alasan Rain untuk tidak menerima mas sebagai pacar sudah jelas kan. Satu, karena Hubungan Ana dan Zuno. Kedua, iya ini. Kata kata apapun yang mas keluarkan untuk bisa menerima mas, tidak ada artinya mas. Seperti Rain katakan, kita jalani saja. Mas ingin kepuasan, akan Rain penuhi. Itu juga kalau ada waktu."
Om Ozhrill diam saja sambil melihat ke arah pepohonan di pinggir jalan.
"Mas lebih baik pulang istirahat. Temani tante. Rain tidak apa apa mas. Jangan merasa bersalah karena kejadian tadi. Seumpama mas melakukannya di hadapan saya, hak apa saya untuk melarang. Kita bebas mas"
"Dengan sikapmu ini, justru saya malah tambah merasa bersalah Rain"
"Udah, gak usah dipikirkan. Pulang saja Mas. Kalau dia masih ada temui saja dia. Sungguh, Rain tidak apa apa" kataku.
Baik banget gue yak. Hindarto berbuat gue marah besar. Nah...ini semua aku lakukan, karena percuma juga memusuhi. Hilang dong lobang enak kalau aku musuhi hahahaha....
Dan satu lagi, aku menikmati Om Ozhrill bila ejakulasi tanpa di apa apain. Semproton pejunya indah banget di saat kontolku masih beraksi di lobangnya. Itu salah satunya alasan makanya aku tidak marah. Tidak pernah ku lihat di pria lain seperti itu baik Hindarto, Virdan dan Om Morgan. Hanya Om Ozhrill yang bisa melakukannya.
Aku masih ingin menikmati itu. Aneh tapi nyata memang.
"Rain!!!" suaranya pelan. Aku tersenyum.
"Apapun akan mas lakukan untuk menebus kesalahan mas tadi Rain"
"Mas...Mas...mas itu tidak bersalah. Keadaan mas yang membuat semuanya terjadi. Ada kesempatan dan mas juga suka sama dia, iyahhh apapun bisa terjadi. Enggak usah terlalu dipikirkan. Rain ini suka sama mas"
"Mas pulang ya. Mas harap besok pagi tidak ada yang berubah dari kamu, Rain"
"Tidak akan ada yang berubah. Rain masih seperti pertama kali Mas Ozhrill lihat. Kan tidak ada siapa siapa."
Om Ozhrill menggenggam tanganku sambil berjalan arah balik, karena kami sudah melewati Hotel nya Om Ozhrill.
"Mas pulang ya sayang. Maafin yang tadi"
"Mas, enggak usah diulang ulang. Rain tidak akan mengingat itu"
Dia melihat kesekeliling, karena ingin memelukku.
"Besok...besok dan besok lagi bisa kita lakukan mas. Rain selalu siap untuk mas"
kataku agak sedikit menolaknya karena situasi yang tidak memungkinkan.Akhirnya Om Ozhrill meninggalkanku, dan aku kembali ke hotel untuk tidur.
Didalam kamarku, aku berkata dalam hatiku, TIDAK AKAN PERNAH LAGI AKU AKAN JATUH CINTA. NIKAMATI SELAGI MASIH BISA.
༺★★★༻
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasía#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...