86

645 52 5
                                    

Berita perceraiannya Fei dengan Sonny di sampaikan oleh Om Morgan. Aku mendatangi Om Morgan di rumahnya. Dia menceritakan perceraian Fei dengan Sonny karena sebuah perjanjian. Bila anak mereka lahir baik dalam sehat atau tidak, Sonny harus menceraikan Fei.

Nasib tidak memihak kepada Fei. Anaknya lahir dengan tidak selamat. Tidak diceritakan kejadian sebenarnya.

"Rain, datanglah menengok Fei. Tengokin dia" begitu saran Om Morgan.

"Bukannya gak mau datang Om, bisa bisa menimbulkan luka lama akan menganga kembali. Cukup Rain sama Om Morgan" jawabku.

"Apa tidak ada keinginan untuk mengambil Fei jadi istrimu Rain"

"Sekali lagi Rain minta maaf, Om Rain sudah punya calon istri"
Om Morgan seperti tidak terima aku berkata begitu.

"Rain"

"Tenang aja Om. Rain tidak akan pernah meniggalkan Om. Tapi bukan untuk anaknya Om, si Fei. Rain masih ingin bersama Om menikmati permainan kita" kataku sambil mengelus elus rambutnya dia sedang berbaring di dadaku.

"Rain, Om sangat mencintai kamu. Om hanya berharap kunjunganmu ke Om sesuai dengan kesepakatan kita. Kamu yang menolak semua yang akan Om berikan ke kamu Sayang. Om tahu kamu tidak mau terikat walau Om sangat menginginkan itu"

"Dengan hadirnya Rain disisi Om, apa masih kurang dianggap sebagai pacar Om"

"Om ingin kamu tidur disamping Om. Bangun tidur ingin melihatmu masih terbaring Rain"

"Rain menganggab semua yang kita lakukan sudah lebih dari cukup. Ada rasa was was di hati Rain. Suatu saat ada yang melaporkan ke tante bahwa Rain sering datang ke mari Om"

Aku akan tetap mendatangi Om Morgan karena dia tidak se rewel Hindarto.

"Kita bisa pergi liburan seperti kemaren kemaren kita lakukan Om. Tidur berpelukan dan menikmati apa yang kita inginkan"lanjutku.

"Soal Fei gimana Sayang"

"Rain hanya bisa mendoakan agar dia mendapatkan pria terbaik. Bukan Rain orang yang tepat buat Fei, Om"

"Iya sudah gak papa Rain. Om juga paham. Fei sudah Janda. Kamu pasti berfikir dua kali untuk itu"

"Makasih om mengerti. Oh iya Rain pulang dulu ya, sudah malam. Rencanakan saja Om kapan kita liburan. Pilih yang agak lama waktunya"

"Kamu benar benar menginginkannya?"

"Demi pria tampan ini, Rain mau Om" kataku. Huuuhh gombal juga nih...belajar dari mereka lah...hhahahaha."Rain pulang ya sayang"kataku mencium keningnya. Dia memegang tanganku tak rela melepaskan.

****

Telepon bang Endru sejak pertemuan kami, tidak pernah absen selain pertemuan dihari sabtu.

Hanya sekedar menanyakan sudah bangun tidur, sudah makan dan mengucapakn selamat tidur.

Demikian juga malam ini saat pulang dari rumah Om Morgan, dia menanyakan keadaanku. Kadang aku seperti orang gila tersenyum sendiri membaca atau menerima langsung teleponnya.

Begitu sabar orangnya. Permintaanya untuk pergi sehari saja aku tolak karena sibuk, dia begitu mengerti.

"Kalau ada waktumu saja Rain, kita baru pergi" begitu katanya.

Kadang aku berfikir, apa ada pria Gay seperti bang Endru ini. Apa dibuat buat agar aku percaya bahwa dia tidak seperti kebanyakan pria gay....

Aku juga kadang kadang aneh. Hanya memikirkannya bisa terlambat makan atau atau alpa kegiatan lain. Apakah aku menyukainya??

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang