48

953 59 12
                                    

Aku terlambat bangun di pagi Minggu, setelah lelah.pikiran.dan badanku sbelumnya.

Aku tidak mendengar apa apa karena begitu pulasnya aku tidur. Pintu kamarku diketuk. Aku yakin ada tamu. Karena.Ana.dan Rein tdak pernah mengganggu kalau masih tidur di hari libur.

Tok

Tok

Tok

"Bang....Bang Rain. Ada Om Hindar" lamat lamat kudengar.
Dan di ulang lagi. Tok...Tok...Tok... "Bang, ada tamu"suara Ana. Aku.agak sempoyongan membuka pintu dengan melihat keluar hanya kepalaku saja karena aku hanya pakai celana dalam.

"Lu To. Ada apa. Masih ngantuk nih"kataku tiak membuka pintu sepenuhnya.

"Gue masuk bisa gak?" pintanya.
Kubukkan pintu semuat badannya Hidarto, dan dia masuk, langsung tidurn di tempat tidurku. Kututup pintu kamarku.

"Ada apa.To, gua masih mau tidur" kataku merebahkan badanku telentang. Hindarto memelukku, menciumi dadaku.
Tangan kanannya memegang kontolku.

"Rain, kita ke hotel ya. Istirahat di hotel aja" bisiknya dan menjilati telingaku.

"Enggak To. Gua mau tiduran di rumah aja" kataku.

Hindarto menciumi dadaku, lalu ke perutku dan....

"zsahh.....ahh....mmhhh...ahh..." Kontolku sudah di mulutnya.
Kutarik badannya agar menghentikan isapannya.

"Kenapa sayang. Enggak enak ya" bisiknya.

"Bukan enggak enak, takut tiba tiba si Rein datang. Feelingnya tajam." Terangku. Kupakai celana dan kaosku, aku keluar untuk mengambil minum.

"Ana, Rein kemana?"tanyaku ketika aku mencari adek bingsuku tidak ada.

"Main sepeda bang. Tadi si Aruf sama temannya datang ke mari" jawab Ana.

"Masak apa?"tanyaku.

"Manasin sisa makanan kemarin, masih banyak. Om Hindar makan disini aja bang bilangin"

"Iya, ntar abang bilangin. Lagi tiduran dia"

"Emang mau pergi, bang"

"Abang di ajak ke rumahnya. Malas. Cape" kataku. "Oh iya, Rein udah kirim pakaian yang di beli Zuno?"

"Dah dari tadi. Ana yang kasih uang buat ongkosnya"

"Ohhh..iya sudah. Terusin kerjaanmu."

"Abang mau dibuatin kopi gak? Sekalian Om Hindar"

"Boleh Na, biar abang yg bawa ke kamar" kataku.

Ana membuatkan 2 gelas kopi, dan kueh kueh di atas nampan, kubawa ke kamarku.

"Heii...ngopi nih. Dibuatin Ana"kataku. Hindarto langsung bangun dan mendektiku di meja kecil di kamarku. Bukannya minum kopi malah pelukan yang di berikan padaku.

"Emang semalam tidak main sama bini Lu, To. Nafsu banget" tanyaku pelan.

"Enggak. Sengaja. Biar sama Lu" jawabnya.

"Gue belum mandi. Mulut masih bau. Tapi tadi dah nyobain kopi"

Hindarto melumat bibirku yang kubalas dengan nafsu. Tanganku meremas remas pantatnya. Sesekali kumasukkan tanganku kebalik celananya untuk meraba lobang pantatnya.

"Rain, Lu mau lobang gua?"

"Kalau tidak terpaksa, To. Gua pengen ngerasain" kataku.

"Lu gak takut kalau kita main dikamar Lu"

Aku terdiam.

"Iya...Janganlah. Nanti saja kalau begitu"kataku.

"Peluk gua Rain. Peluk"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang