81

560 53 17
                                    

Pagi sebelum berangkat sekolah, aku berbicara pada adikku Rein.
Pikiranku hanya ke Rein. Aku tidak mau kalau dia di jamah oleh pria pria pengunjung cafe ku.

"Heiii Tampan, bisa bicara gak"

"Telat bang. Takut telat. Dari tadi bukannya ngomong"kata Rein sambil mengambil tas sekolahnya.

"Ana? Gak kuliah adikku?" Tanyaku melihat ke Ana karena masih belum ganti walau sudah sarapan.

"Siang bang. Nanti kuliah Ana siangan"

"Oh. Gitu." Aku melihat Rein. "Abang antar ke sekolah. Duduk bentar"

"Aaa...ahhh. Abang ada ada saja. Mau ngomong apa?"

"Sewot gitu. Abang antar tenang aja"
Rein dan Ana menekati ku dan duduk disamping kiri dan kananku.

"Rein. Abang mohon maaf ya."

"Apaan sih pake maaf maaf an dah kaya lebaran aja"

"Abang minta kamu jangan ke cafe ya sayang, adikku"

"Emang kenapa bang. Rein suka. Lagian Sabtu doang. Sekali seminggu bang. Masa di rumah terus"

"Iya bang. Napa sih? kan bantu bantu  cafe" Ana menimpali.

"Gimana ya..."

"Nasalahnya apa sih bang?" Tanya Ana.

"Nanti aja ya abang bilangin. Ayo sambil jalan biar jangan telat"kataku. Ana dan Rein saling lihat.

Aku keluar diikuti adikku. Aku dan Rein adikku naik motor, Rein yang bawa, aku dibelakangnya.

"Rein, di cafe kalau kamu melayani tamu ada gak cewe cewe yang sedikit nakal sama kamu waktu melayani" kucoba bertanya.

"Ada juga, hanya bilang: Ganteng amat ya. Tampan kamu. Tinggal dimana. Minta nomor hp"

"Terus kamu jawab apa"

"Rein bilang, saya adalah adik kandung pemilik cafe. Kalau mau apa apa tanya sama abang saya, gitu jawab Rein. Ya mereka diam"

"Begitu. Pintar kamu. Terus kalau cowo cowo"

"Sama bang. Minta ketemu selepas kerja." katanya.

"Mampus aku"pikirku

"Kamu jawab apa. Berapa orang yang minta begitu" aku makin penasaran.

Rein menghentikan motor.

"Abang nanya gitu, emang kenapa"

"Nanya aja masa gak bisa adikku sayang"

"Kemaren itu ada yang ajak main ke rumahnya. Tapi Rein tolak. Rein takut. Sepertinya dia...."

"Dia kenapa?" Akau mulai panik.

"Gay....!!!. Suka sama Rein. Rein gak maulah bang. Rein tolak dengan halus biar dia jangan mengharap. Rein bilang, Rein sama abang, pemilik cafe. Dia langsung pergi"

"Rein, kenapa abang suruh kamu tidak ke cafe lagi? Salah satunya ini. Kemaren itu abang lihat dia mendekati kamu dan kalian bicara. Ternyata dia suka sama kamu" Aku sedikit memalingkan muka dari Rein.

"Bang, Rein ini jantan bang. Tidak suka laki laki"

"Abang tau kok. Adik abang yang tampan ini straigh. Tapi untuk menghindari itu, abang sudah siapin waiter penggantimu. Nanti kamu fokus di Air Isi Ulang ya. Itu abang hadiahkan ke kamu untuk masa depanmu"

"Emang kapan mau di bikin."

"Bentar lagi. Ini abang gak kerja karena itu. Kamu jangan kecewa ya gak bisa di cafe"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang