Didalam mobilnya Zuna yang mengantar kami pulang, berbagai macam tanya di hatiku tentang Om Orizhon Papinya Zuna.
Pandangannya yang kurasakan curiga terhadapku, karena bersama Virdan di hotel membuat hatiku semakin gak karu karuan. Aku keringat dingin.
Tapi kenapa Om Orizhon senyum sama aku waktu itu? Apakah dia di hotel bersama pria juga?
"Bang Rain" Zuna menegurku tapi tidak kudengar karena fikiranku masih kalut.
"Baaang" panggil Ana agak keras.
"Aaa....Iya Ana ada apa" kataku.
"Dipanggil panggil sama bang Zuna gak dengar" gerutunya.
"Ada apa sih bang. Sepertinya banyak pikiran" Zuna menebak kegelisahanku.
"Iya Zun. Sepertinya Om Orizhon gak suka sama kami. Kataku membuang fikiran jelekku.
"Gak suka bagaimana bang?"
"Bang Zuna, Om Orizhon tatapannya terhadap kami lain dengan Tante Chellyn" terang Ana.
"Enggak ah, Papi emang gitu orangnya" bela Zuna.
"Itu karena bang Zuna kenal baik sama Papinya" Ana masih mengerti akan pandangan Om Orizhon yang sebenarnya teetuju ke Aku."Bang Zuna, terima kasih
sudah menjadikan Ana pilihan hatimu Bang. Tapi muali saat ini, sampai di rumah nanti, tolong jangan sering sering datang lagi ya" kata Ana yang membuat Zuna merem mobilnya tiba tiba."Enggak bisa dong Sayang. Zuna bisa mati kalau begini. Yang cinta kamu itu Bang Zuna, Ana. Bukan Papi Zuna" wajah Zuna memerah.
"Biar sebesar gunung Himalaya besar Cintamu ke Ana, gak guna bang kalau tidak ada restu" balas Ana.
"Papi kan belum bicara setuju atau tidak. Masa hanya Papu liat Ana sama bang Rain begitu bisa menyimpulkan"
"Zuna, maaf ya. Cara pandang seseorang itu beda menilai objek yang dilihat. Tante Chellyn juga pertama melihat kami lain. Mereka bisa menilai orang itu dari sudut pandang masing masing Zuna. Contohnya,Bang Rain menilai kamu pertama kali di Mall, bang Rain positif thinking, karena penampilan kamu beda. Waktu itu bang Rain menilai kamu dari kalangan terpandang karena kamu mengenakan outfit yang mahal. Tapi pikiran abang kamu orang baik. Dari keturunan terhormat. Benar kan adanya."
"Bang Raiiiinn....Zuna tidak perduli apa kata kalian, Papi, Mami sama Abang. Zuna tidak bisa pisah dari Ana" Zuna mengidupkan mobilnya dan menjalankannya dengan agak cepat
"Bang Zuna, please jangan bikin Ana jantungan dong" pinta Ana karena Zuna nyetir agak kencang. Zuna akhirnya memelankan mobilnya.
"Zuna, alangkah baiknya nanti
bicarakan lagi di rumah. Setelah itu hubung abang"kataku.Zuna hanya diam aja. Wajahnya kelihatan kusut. Menggerutu gak jelas.
Setelah sampai di rumah, Aku dan Ana turun, tapi Zuna langsung pergi entah kemana.
"Zunaaaa...hati hati" kataku setengah berteriak.
Ana berjalan agak cepat dan masuk rumah. Aku duduk diteras.
Ini semua berawal dari Aku. Seandainya tidak keluar kata kata dari mulutku yang merusak suasana adek adekku tidak akan begini.
Ana mau kerja paruh waktu di toko kueh, Rein mau kerja di bengkel. ya Tuhaaaaan.
Disaat rasa hati gak karu karuan begini si Virdan ngajak ketemuan lagi.
"Sory Virdan. Saya gak bisa" kataku.
Setelah membaca WA ku dia langsung menelpon.
"Saya ke rumahmu ya."
"Datang aja" kataku tak bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasy#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...