Hari ke empat setelah ujian sekolah Ana berakhir, adek adekku sudah siap siap untuk berangkat pagi itu. Aku dipanggil ke kamarku yang sudah rapi berpakaian untuk pergi kerja.
"Bang, Ayo"begitu Rain memanggil.
"Iya bentar" sahutku saat mengambil amplop berisi uang pemberian Om Morgan. Akupun keluar menemui mereka.
"Ana beresin semuanya, pintu dan jendela"kataku. Rein sudah lebih dulu keluar. Aku membereskan motor kesayanganku menunggu Ana yang mengunci pintu.
Rein datang dengan sedikit wajah agak lain.
"Kenapa Rein. Kok muka kamu pucat sayang"tanyaku.
"Noh...ada Om Ozhril sama Om Virdan"katanya mengarahkan tangan kirinya. "Lagi ngobrol di dekat mobil"lanjutnya.
"Om Ozhrill sama Virdan??" tanyaku. "Ngapain mereka? Kok gak masuk rumah?" tanyaku
"Enggak tau Bang"
"Ok. Ana sama Rein duluan ya, biar Abang temui mereka"kataku.
"Mau ngingatin kali bang. Kan Pak Ozhrill mau ajak ke Bali" timpal Ana.
"Mungkin kali Bang" Rein
"Iya udah kalian duluan. Ana kan udah gak belajar, tapi tetap belajar ya buat persiapan masuk PTN" kataku.
Adek adekku menyalami aku dan mereka pergi. Aku melihat ke arah mobil yang terparkir agak jauh dari rumah. Om Ozhrill dan Virdan melihat ke arah Ana dan Rein yang sedang berjalan. Aku masuk kembali setelah Rein dan Ana agak jauh. Ku keluarkan motorku sambil melirik mereka.
Ternyata Om Ozhrill kulihat datang ke arahku. Kustandardkan motorku.
"Heiii ganteng"sapaan Om Ozhrill. Aku tidak menjawab.
"Ada apa Om pagi pagi sudah datang"tanyaku.
"Makanya kalau ada WA atau telpon masuk, dijawab. Om mau ngobrol" katanya dan melihat ke arah Virdan yang kuikuti mengarah ke Virdan yang berdiri di kepala mobilnya.
"Maaf Om, Rain harus berangkat"kataku.
"Rain, Om tidak ingin mempermalukan diri di sini"
"Maksud Om"
"Gak mungkin kan, Om memeluk mu di jalanan begini. Om rindu kamu Rain"Aku memandang serius ke wajahnya. "Dan itu..."katanya melihat ke Virdan. "Dia sedikit banyak sudah cerita tentang kamu dan dia" katanya dengan mimik serius.
"Maaf Om. Dia cerita apapun Rain tidak perduli" kataku mengambil helm di stang motorku hendak kupakai.
"Rain, kamu nekad pergi, Om akan ikut naik motormu" katanya sedikit mengancam.
"Rain mau kerja Om. Rain nyari nafkah" kataku
"Masuk sebentar"
"Czkk. Pagi pagi dah bikin sensasi"gerutuku dan melangkah masuk ke teras rumahku.
"Buka pintunya, kita didalam rumah"pintanya lagi semakin membuat aku sedikit marah.
"Kalau mau ngomong disini aja Om. Dah terlambat ini"
"Di dalam"
"Uuhhh...bisanya maksa"
Aku mengambil anak kunci dipersembunyiannya yang di letakkan Ana setiap kami meninggalkan rumah bersama sama.Setelah pintu terbuka, Om Ozhrill masuk duluan. Dia menarik tanganku. Aku langsung dipelukanya.
"Om merindukan kamu Rain"
Aku terdiam dalam pelukannya. Nafas kami beradu. Nafasnya penuh nafsu, sedangkan nafasku nafas emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasy#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...