35

1K 53 14
                                    

"Rain. Kamu kenapa"

"Gak apa apa Om" kataku. Entah kenapa hati ini ada rasa cemburu melihat pria tadi. Ketampanannya tidak mungkin akan bisa ku kalahkan. Om Ozhrill pasti akan perhatian ke dia. Berarti, harapanku untuk bersama dengan seorang pria yang baru aku sukai akan sirna.

Om Ozhrill mungkin hanya sebatas pelampiasan nafsu saja ke aku.  Adoohhh...pikiranku kok ngelantur gini. Padahal Om Ozhrill belum tentu suka betul sama aku.

"Rain" Tangan Om Ozhrill diatas pahaku. Kutepiskan dengan sopan.

"Minumannya bersoda ya Om. Lidah Rain gak biasa. Maaf Om, Rain ambil mineral aja" kataku menghindarinya.

Aku berdiri dan menuju kulkas. Om Ozhrill mengikutiku dan memelukku dari belakang.

"Kamu cemburu ya" bisiknya ditelingaku san menjilat telingaku.

"Maaf Om. Rain belum pernah merasakan cemburu terhadap orang lain. Bagaimana Rain cemburu merasakan yang namanya menyukai pria saja belum pernah. Maksud Rain jatuh Cinta. Belum pernah Om"

Aku menunduk mengambil air kemasan botol untuk ku minum.

"Rain, kemaren kamu bilang suka sama Om. Sekarang....?"

"Suka karena Om itu tampan, putih bersih dan karena calon mertua adekku Ana"

"Jadi...tidak ada ketertarikan melihat Om"

"Tertarik Om. Kemaren kan Om sampe orgasme. Itu karena Rain suka. Bukan berarti suka banget banget om" Kataku menuju sofa.
"Biar bagaimanapun, bila Tuhan mengijinkan Ana dan Zuno bersatu, Rain harus menjaga jarak"

"Om kan sudah bilang, justru karena Ana dan Zuno, kita semakin dekat. Om menyukai kamu Rain"

"Maaf Om, sebaiknya jangan. Kalau memang Om mau mengambil Ana jadi menantunya Om, hendaknya Om mikir mikir lagi. Sebab sebaik baiknya orang menyimpan bangke, suatu saat akan tercium bila kita menjalin hubungan"

"Enggak habis pikir Om, Rain. Secepat itu kamu berubah"

"Dan secepat itu Rain berfikir untuk kedepannya Om. Dan sebaiknya, hubungan antara Zuna dan Ana diputuskan saja"

"Rain, itu haknya Zuno memutuskan bukan Om"

"Sekarang Rain yang ambil keputusan. Ana akan Rain larang berhubungan dengan Zuno"

"Kamu kenapa sih Rain?"

"Rain tidak mau melanjutkan hubungan ini Om. Rain berfikir akan terjadi sesuatu nanti"

Om Ozhrill berpindah mendekati aku.

"Heii....kenapa bisa mengambil keputusan seperti itu" katanya dan merangkul tubuhku. Kepalaku diciumnya.

"Gak baiklah Om. Ana dan Zuno bersatu sementara Om menyukai Rain. Baiknya Om sama pria tadi. Cocok itu. Dan hubungan Ana dan Zuno bisa lanjut"

"Rain, Om bisa menangkap dari omongan kamu, kamu cemburu"

"Om tidak jujur. Mana mungkin pria tadi hanya duduk, tapi tempat tidur berantakan"

"Kamu ada rasa sama Om, Rain?"

"Enggak. Enggak ada. Maaf Om, Rain harus pergi." aku berdiri dari dudukku tapi tanganku ditariknya.

"Rain, jujur om katakan. Memang kami melakukannya tapi tidak sampai orgasme. Hanya berciuman. Itu saja"

"Maaf Om, Rain harus pergi. Akan Rain bilang ke Ana untuk melupakan Zuno. Permisi"

"Rain..Rain...Om mencintaimu"
Aku berhenti.

"Belom belom mengenal satu sama lain saja sudah begini. Rain tidak mengenal cinta Om. Maaf" kataku dan menuju pintu. Om Ozhrill mengejarku dan mendekapku serta menciumi aku.  Dengan reflek kudorong dia.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang