14

1.6K 54 6
                                    

Ronny begitu marah sama Fei, ketika dia tau aku dan pak Hindarto ke kantornya.

Teman teman Fei dan boss nya yang memberitahu ke Ronny.

"Fei, gua tahu bahwa Lu ada hati sama itu orang. Tapi bukan begini caranya kamu mengadakan syukuran di saat gua gak ada"

"Ron, gua dah berapa kali nanya ama Lu. Lu suka gak ama gua. Lu cinta gak ama gua. Apa jawaban lu. Belum tau. Itu kan. Kenapa sekarang lu nyap nyap di saat gua mengundang orang ke selamatan gua. Toh bukan hanya dia yang datang. Tapi sama bossnya. Itu...Itu..orang yang tidak gegabah. Pikirannya panjang. Sama boss nya aja udah nyinyir mulut orang"

"Pokoknya gua gak suka Lu dekat sama Cowo lain"

"Diri, diri gua ngapaian Lu ngelarang larang. Pacar bukan, teman juga bikin susah. Mulai sekarang lu jangan pernah deketin gua lagi" Fei dengan tegas ultimatum

"Selama gua masih ada dikantor ini, dan dekat sama lu, gua gak bakal biarin lu bahagia"

"Sekarang gua tanya, Lu cinta gak sama gua. Kalau Cinta bilang sekarang, bahwa gua pacar Lu"

"Gua belum bisa bilang sekarang"

"Nah...itu. Cowo kere mata duitan. Karena gua punya duit maka lu deketin. Cinta kagak, tapi uang gua lu yang mau. Enggak lagi lah ya. Cape hati ngadapin lu" Fei ninggalin Ronny.

"Fei" pannggil Ronny tapi tak dijawab lagi sama Fei.

Hatinya Ronny tersulut karena omongan Fei, bahwa Ronny mendekati dia hanya karena Uang.

Sebenarnya Ronny suka sama Fei. Tapi karena keadaan tadi, Ronny mikir mikir untuk menyatakan cintanya. Bukan hanya karena keadaan, tapi Ronny sudah memiliki cewe lain.

Dengan menyusun rencana, Ronny pergi ke rumah orang tuanya Fei tanpa sepengetahuan Fei.

Ibunya Fei, terkenal dengan Boutiq dan salonnya. Dia mempunyai sebuah rumah tempat Boutiq dan di disampingnya berdiri salonnya dengan 8 karyawannya.

Sedangkan Morgantoro, Ayahnya Fei mempunyai usaha air isi ulang dan agen minuman yang tersebar di beberapa lokasi.

"Selamat sore Tante" salam dari Ronny.

"Ehh Ronny. Selamata sore. Fei mana kok gak bareng"kata tante Hanna ibunya Fei.

"Iya Tante, dia langsung sama temannya, biasalah"

"Tante gak tau bahwa Fei sudah diangkat jadi kepala bagian" Ronny memberi tahu.

"Fei gak bilang Ron"

"Maksud Ronny, Tante bikin syukuran kecil kecilanlah. Nanti Ronny nembak Fei diacara syukurannya. Tante kan suka kalau Ronny jadian sama Fei"

"Tapi Ayahnya Fei tidak mau kamu jadi pacarnya Fei"

"Masa didepan orang banyak, Om Morgan melarang Ronny, Tanye. Kan bisa malu"

"Boleh dah. Sabtu malam. Tapi jangan bilang Fei dulu. Biar tante yang bicara sama dia"

"Ok tante. Beres" kata Ronny dan pamit.

Ronny menyusun strategi, agar bisa nanti berduaan sama Fei. Ronny tidak rela Fei ke pelukan orang lain. Dihatinya uang dan uang. Main perempuan.

Keluarga kecil Fei sebenarnya tidak seperti yang di lihat orang.

Pak Morgantara sudah lama tidak bersentuhan dengan perempuan termasuk istrinya, karena Pak Morgantara di klaim istrinya impoten. Sedangkan tante Hanna sering mencari kepuasan di luar. Keduanya masih tergolong muda 46 tahunan. Pak Morgantara Ganteng, istrinya cantik, maka lahirlah Fei yang cantik.

Pak Morgantara termasuk orang berada tapi sering tidur sendirian di Tempat usahanya. Tinggal milih saja dimana dia suka buat tidur atau yang lain.

Sedangkan istrinya masih pulang ke rumah besar mereka. Fei dan Ibunya bertemu menjelang tidur aja, itupun jarang. Sedangkan sama Ayahnya, Fei kalau kangen baru datang ke tempat usaha Ayahnya. Itupun susah, karena Morgantara tidak tinggal di satu tempat. Makanya Fei malas bertemu.

"Haii Fei cantik. Baru pulang"sapa Mamanya

"Iya Ma. Cape juga"

"Emang kemana?"

"Mama mau tau aja. Penting ya buat Mama"

"Fei, kita memang jarang bertemu. Pagi pagi kamu sudah berangkat kerja. Mama pulangnya malam. Tapi bukannya Mama gak perduli sama kamu sayang"

"Fei iri melihat teman Fei. Mereka tidak punya orang tua, tapi abang mereka selalu ada untuk adek adeknya. Bahagia sekali kalau sudah dekat sama mereka. Terbalik dengan kita, orang tua masih lengkap, tapi mencar kemana mana"

"Siapa teman kamu itu Fei. Boleh kenalan sama dia"

"Gak pentinglah. Mau belajar tentang keluarga sama dia? Salah sambung kali Ma"

"Enggak salah kan. Harusnya kamu juga gak keluyuran kemana mana. Kan bisa datang ke butiq nemui mama"

"Iya bisa banget ma. Tapi disana juga dicuekin karena mama sibuk dengan pelanggan Mama. Percuma"

"Namanya melayani pelanggan. Gini aja Fei, hari sabtu kita malam kita dirumah ya. Mama mau bikin syukuran."

"Syukuran? Syukuran apa Ma?"

"Suyukuran atas pengangkatan kamu sayang. Boleh iya"

"Boleh aja sih Ma. Tapi Mama tau darimana Fei diangkat"

"Ada deh"

"Ini pasti si mulut ember Ronny"

"Fei, tak boleh gitu ah. Ronny itu cinta sama kamu."

"Cinta?Cinta sama mama kali. Mama kan suka tuh ama Ronny"

"Fei....mulutnya ah"

"Iya udah. Fei gak perduli Mama tau dari siapa. Sabtu malam boleh Ma"

"Undang temanmu itu ya. Sekeluarga gak papa"

"Rain maksud Mama"

"Oh Rain namanya. Keren"

"Iya deh Ma. Nanti Fei kasih tau."
Fei bahagia banget menyebut nama Rein. Tapi tiba tiba manyun.

"Kenapa Fei. Muka kaya baru di keriting gitu"

"Gak ma. Gak papa. Undang teman teman mama ya biar rame. Fei besok mau temuin Papa. Biar papa juga undang rekan rekannya."

"Boleh" kata Mamanya.

Ditempat lain, Zuna baru pulang mengundang keluarganya Rain untuk makan malam hari Sabtu juga tapi lain tanggal.

"Mami sama Papi ingin kenal sama Bang Rain sama keuarga" begitu pembIcaraannya.

"Zuna, kamu serius? Apa tidak kecepetan memperkenalkan kami ke orang tuamu?" kataku.

"Mami nanya terus sih bang. Pengen kenal katanya"

"Kamu jujur gak sih bilangnya, Ana masih satu tahun lagi sekolah"

"Jujur banget bang. Perbedaan usia tidak menjadi patokan buat Mami. Makanya mau kenal. Gak harus Sabtu depan bang. Kapan kalian siap tinggal telpon, biar Zuna kasih kabar ke Mami dan Papi.Kalau bisa secepatnya ya bang. Zuna gak mau dikenal kenalin sama anak teman Mami atau Papi. Harus pilihan Zuna sendiri."

"Iya udah nanti abang kabari. Abang lihat tanggalan dulu ya, kali aja ada libur"

"Ok bang. Ana, abang pulang dulu ya calon istriku"

"Gua gibang lu Zun" kuancam zuna dengan kepalan tanganku.

"Ihh calon ipar galak amat. Ganteng ganteng gini kan calon suami ya kan Ana"

Ana hanya cekikian. Aku melihat adekku bahagia banget. Semoga Zuna tidak berubah dalam menunggu adekku ya Tuhan. Karena Aku tau, Ana juga sangat mencintai Zuna.

⌘⌘⌘⌘

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang