Tiada hari terlewati tanpa bersitegang dengan Hindarto. Tekad yang sudah kutanamkan dalam diriku, bahwa tidak ada kata cinta dalam hubunganku dengan siapapun kujalankan hingga Hindarto menanyakannya padaku.
"Haii Rain" sapanya pagi itu sebelum aku memulai aktifitasku.
"Tumben ber hai hai"kataku karena tidak biasa dia seperti itu di kantor.
"Gue mau nanya sesuatu bisa gak Rain" suaranya agak berat.
"Ada apa?"kataku pelan. Kulihat murung di wajahnya. "Muka ditekuk gitu"lanjutku.
"Gua biasa aja"
"Biasa tapi kayak sedih gitu. Ada masalah dengan bini lu, atau masalah kantor"kucoba bersikap biasa.
"Masalah gua, lu Rain. Gak habis pikir gua perlakuan lu belakangan ini. Lu tuh.....kaga bisa gua gapai. Hati ini semakin tersiksa Rain, sakit banget"katanya mulai mendung diwajahnya.
"Seandainya sedikit aja lu paham akan gua, mungkin lu gak bakal berfikir sejauh ini, To. Sedikiiiittt aja."
"Tapi apa lu ngertiin gua Rain"
"Gua ngerti lu To. Bukan berarti gua harus selalu ada disaat lu mau. Itu sepihak namanya. Lu dah tau gua mau buka usaha, tapi lu gak ada sedikitpun buat negerti"
"Maaf in gua Rain. Mungkin gua egois"
"Itu sudah pasti To"
"Gua mau nanya ama Lu, Rain. Lu sebenarnya ada hati gak sih sama gua?"
"To. Sudah berapa kali lu tanyain itu sama gua?. Berulang ulang To. Seandainya gua gak ada rasa ama lu, gak bakal ada hubungan spesial diantara kita."
"Maksud gua Lu Cinta gak sama gua"
Aku terdiam sejenak. "Rain, ada gak rasa itu ama lu ke gua""Maaf To. Gua gak bisa jawab. Gua pikir kata kata cinta itu tidak harus di gembar gemborkan. Tapi kalau lu belum bisa memaknai arti perlakuan gua ama lu selama ini, Gua ambil jalan sendiri"
"Rain, bukan begitu maksud gua"
"Maaf, kali ini gua mumet dengan ocehan Lu, gua izin. Gua cabut"
"Rain" Hindarto memeluk ku. Dia menangis di dadaku. "Lu jangan pergi Rain. Gua gak akan bicara apa apa lagi. Lu jangan pergi ya"pintanya.
"Gua gak pergi, To. Tapi gua mohon dengan sangat, biarkan gua kerja"
"Iya Rain, iya" katanya menyeka air matanya. Hindarto melangkah pelan sambil melihat ke aku dan berlalu dari ruangan ku.
Tingkahnya makin aneh aja. Aku ini banyak pikiran. Bukan hanya melayani dia seorang. Sex dan sex itu saja yang di otaknya.
Sandiwara!!! Itu yang ada difikiranku. Bayangkan saja, berapa lama kami bersama sama, dia bisa menyimpan rahasianya begitu dalam.
'PACAR' kata itu membangkitkan kenangan ku waktu liburan. Dia bisa berbuat dengan Glend, hanya sekedip mata di balik pandanganku. Yang Kejam siapa? Dia punya Pacar gettooo loh. Ahhhhh!!!
"Hai Rain. Nanti ke Cafe gak" WA mas Boston
"Enggak mas. Lagi banyak kerjaan" ku balas WAnya.
"Bisa datang ke Rumahmu gak"
"Aku belum tentu pulangnya jam berapa mas. Ada apa ya mas Boston?" selidikku karena keinginannya ingin ketemu.
"Kongkow kongkow aja mas Rain."alasannya.
"Tadi pagi sudah aku suruh mas
Ellfard beresin meja meja mas. Dua hari lagi mesin kopinya baru datang.""Wah sayang sekali ya mas Rain, padahal masih banyak yang ingin saya sampaikan"
"Gini aja mas, nanti saya kabari lewat WA kalau pekerjaanku sudah selesai. Gimana mas"
"Dengan senang hati Mas Rain. Saya tunggu ya"
"Baik mas."
Aku sebenarnya hanya alasan saja untuk tidak terlalu sering bertemu dengan Boston. Aku ingat kata kata Om Ozhrill.
Jangan jangan Boston belok juga. Kalau dia belok, dari segi fisik ok lah aku suka. Tapi ada hal lain yang tidak bisa ku ungkapkan alasan untuk tidak menyukainya.
Tidak seperti ke Om Ozhrill, Hindarto atau Om Morgan bahkan Virdan. Tidak ada sedikitpun rasa untuk mengagumi Boston. Aduhhh...jangan sampai si Boston beloklah. Sudah cukup aku menghadapi Om Ozhrill dan Hindarto. Peeeeeniiiiiing!!!
Jam istirahat, aku menemui Hindarto di ruangannya. Dia sudah menyiapkan makan siangnya.
"Maaf To, gue mengganggu makan siang lu ya"kataku di depan pintu ruangannya.
Dia diam. Tapi melihat ke arah tubuhku, bukan mataku.
"Ok, gua keluar"
"Duduk Rain"
Akupun menutup pintu dan menguncinya.
"Kenapa di kunci"
Tidak kujawab. Tapi aku melangkah ke belakangnya dan memeluknya dari belakang."Rain" ucapnya dan memutar kursi kerjanya untuk menghadap ke aku. Lalu aku dipeluknya. Tangisnya pecah.
Kuciumi kepalanya. Kami terdiam. Setelah tangisnya berhenti, dia melepas pelukannya.
"Pikiran Lu terlalu jauh menilai gua To. Gua bukan Lu yang bisa menyimpan rahasia lu dari gue. Gue tidak pernah berfikir untuk kabur dari lu."
"Maafin gue sayang"
"Seadainyapun gue mau keluar dari kantor ini, gua gak bakal pergi begitu saja ninggalin lu. Gue pikir selama ini, Lu bisa mengerti gua, ternyata tidak To"
"Maafin gua Rain. Gua bakal ngertiin lu. Gua gak mau lagi besikap seperti itu. Sebenarnya gua lakuin itu semata mata gua gak mau kehilangan lu"
"Gua tau itu dari dulu. Tapi pertanyaan lu tentang sikap gua ke lu, menandakan bahwa selama ini Lu meragukan gua. Padahal lu tau sendiri gua gak pernah sama siapa siapa"
"Iya sayang. Gua gak lagi dah meragukan sayang lu ke gua Rain"
Preettt. Gua mau lakonin ini karena suka sama suka kelesss.
Hindarto mencium bibirku dengan nafsu. Sepertinya dia ingin menuntaskan hasratnya. Kualayani dia. Aku di tarik ke balik lemari kerjanya. Disana kami menikmati ciuman hingga dia membuka celana kerjanya.
"Puasin gua sayang"
"Iya To, gua akan berikan yang lu mau"jawabku. Hindaro menungging dengan menopangkan ke dua tangannya ke lemari. Ku entoti dia dari belakang. Kontolnya ku kocok kocok sambil ku mainkan kontolku di lobangnya. Dia menggelinjang. Desahannya sedikit di tahan.
"Raiiiinnn....guuuuaaa....aaahh...zsahhh...munnnncraaatt niiihhh aaah ahhh ahhahhh..ahhhgg..aggggg"teriaknya tertahan. Pejunya muncrat tapi tidak menembak. Hanya menetes di kontolnya dan melumuri tanganku.
Segera kucabut kontolku walaupun belum kurasakan nikmatnya ejakulasi. Hanya sebatas nikmat bersenggama.
"Kenapa gak diterusin"tanyanya
"Yang penting lu dah puas. Puas gak"
Dia mengangguk dan tersenyum mencium bibirku.
"Gua keluar ya. Makan aja dulu. Nanti kita bicara lagi"kataku.
Hindarto kembali memelukku.Dengan begini Hindarto tidak akan menggangguku lagi nanti. Tentu apa pun alasanku dia pasti terima. Kadal di cicak in. Emang enak.....
Permainan aku ini semua berawal dari kalian cowok.
cowok haus sex. Kalian yang mengajarkan aku begini dengan penghianatan kalaian. Mulai dari Om Ozhrill, Virdan, Lu Hindarto termasuk Om Morgan.Kalian bisa, kupastikan aku pun bisa.
༺★★★༻
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasía#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...