34

1K 51 9
                                    

Bunyi HP yang kuletakkan di meja tidak kuhiraukan karena pikiranku fokus sama omongan sahabatku Hindarto. Aku tidak habis pikir dengan dia dengan mengajakku bolos kerja hanya untuk mengobrol. Pakai acara di suatu tempat lagi.

Apa dia punya masalah sama istri atau apa ya??

"Bang...Bang Raaaaaiiin" teriakan Rein dari meja makan karena sambil belajar menghentikan lamunanku.

"Iya...ap...Rein, ada apa" kataku gagap.

"Abang punya masalah" kata Rein mendekatiku.

"Kenapa nanya gitu"

"Ngelamun. sampe suara hp segede toa gak di dengar"

"Hp? Bunyi? Abang gak dengar"

"Gimana mau dengar, tuh dinding dipelototin ampe mau roboh"

"Ahhh kamu..." kataku dan melihat layar HP ku. Uhh, panggilan tak terjawab dari Fei dan Om Morgan.

Aku langsung menghubungi Om Morgan, bukan Fei.

"Malam Om. Tadi nelpon?"

"-------"

"Maaf Om, Rain ada urusan bentar. Besok juga belum tentu bisa"

"---------"

"Bukan begitu Om, Rain memang agak sibuk soal urusan pertunangan adek saya Ana"

"Pertunangan??" tanya Rein pelan diddekat wajahku. Aku menempelkan jariku di bibirku agar Rein tidak mengganggu.

"-------"

"Nanti kalau sempat mampir Om"

"--------"

"Baik Om."

Kenapa Om Morgan telpon aku lagi ya? Apa dia mau menjamahku juga?? Hadehh.

"Bang, kak Ana jadi tunangan?" Tanya Rein

"Ini yang bikin abang kepikiran" bohongku. "Ini mau menemui keluarga Om Ozhrill" kataku.

"Iya deh bang. Moga urusannya lancar" doa Adekku.

"Aamin"

Aku mencoba menghubungi Fei yang langsung di sambut dengan tangisnya.

"Raaaiiiin....." suaranya agak parau.

"Fei, kamu kenapa"

"Bisa datang gak Rain, Fei di rumah sendirian" isaknya.

"Sorry Fei, kalau sekarang gak bisa. Mau ke rumah calon mertua adekku Ana"

"Gak bisa ya. Iya udah deh, nanti Fei telpon lagi"

"Fei...Fei...tunggu"

"Fei masih dengar mas"

"Ada apa dengan kamu. Kenapa menangis"
Rein memonyongkan bibirnya menirukan kata kataku. Kudorong dia biar pergi. "Belajar sana" bisiku. Rein masih geregetan karena aku menelpon Fei.

"Oh, gitu. Nanti kita telponan ya" kataku karena suara HP agak tersendat.

"Ok mas. Fei tunggu" katanya dan menutup telponnya.

Saat kulihat layar HP ku ada WA masuk dan panggilan tak terjawab.

"Om Morgan. Cyanne" kataku.

"Cyanne? Siapa tuh bang. Bagus bener namanya" Rein ingin tau.

"Adalah.." jawabku.

"Bawa ke rumah sini bang. Sepertinya cantik dari namanya"

"Ingat Rein, tampan , cantik tapi kalau hatinya tidak...."

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang