95

593 37 4
                                    

Tiga hari bang Endru menemaniku sebagai ke kakasih. Kami menikmati tiap momen yang tercipta. Rasa cintaku tumbuh dihatiku walaupun ke raguan masih menyelimuti diriku.

Dalam dekapanku malam itu, saat dia tertidur kudengar suara getar hpnya. HP ku dan HPnya terletak diatas meja rias. Karena penasaran, aku turun dari tempat tidur pura pura minum untuk memastikan dia tertidur pulas.

Aku menuju meja rias kamar  dan duduk miring agar bisa melihatnya. Kuambil HPnya dan ku lihat WA dilayar ada nama tertera Jack Villa nama nya. Ada tulisan Awal 'Kapan mau....' tidak kubuka hpnya hanya ku lihat bacaannya di layar.

"Jangan jangan orang yang di Villa kemaren ini"itu pikiranku.

Tapi tidak ada rasa cemburu di hatiku. Karena dunia Gay yang telah ku alami tidak akan ada Kesetiaan. Yang pasti aku telah menerima Endru sebagai kekasihku. Terlepas dia mau berbuat dengan siapa. Aku akan jalani arah mana Cinta dihatiku membawanya. Apakah menuruti atau berontak.

Kupandangi wajah polosnya dalam nyeyaknya. 'Aku Mencintaimu Endru' bisikku setelah disampingnya. Sekilas terlintas di pikiranku bayangan Endru dan Jack sedang melakukannya hingga aku terbawa mimpi.

Pelukan mesra dan ciuman di keningku membangunkanku pagi itu. Endru sudah memakai kaos dalam dan sudah wangi. Aku pura pura terperanjat dan bangun.

"Udah wangi aja bang. Mau kemana kita"pura puraku.

"Ada panggilan dari kantor sayang. Abang mau ada meeting nanti siang"katanya.

"Oh...gak papa bang. Nanti Rain nyusul. Mungkin 3 hari lagi Rain disini"kataku.

"Gak sebaiknya kamu ikut pulang sayang."pintanya. Aku tau dia hanya mencoba aku. Karena yakin dalam pikirannya akan meninggalkanku.

"Enggak usah. Rain masih ingin tinggal. Minggu sore baru pulang" jawabku. "Oh iya bang, deposit berapa hari ini Villa, biar Rain bayar sisanya nanti"

"Oh iya lupa sayang. Kamu tidur aja lagi. Biar nanti sekalian abang bayarin sampai hari minggu"

"Makasih ya bang. Semoga sukses meetingnya" doaku.

Aku bangun dari tidurku dan duduk disamping tempat tidur memperhatikan Endru berpakaian. Saat dia buang air, kucoba melihat lagi hpnya. Benar ada panggilan masuk dari orang yang sama si pengirim WA semalam Jack Villa.

"Ok sayang, nanti abang coba curi waktu untuk menemuimu. Aku mencintaimu Rain" katanya.

"Rain mencintaimu Endru" kataku. Dia memelukku dan kami berciuman.

Saat dia memasuki mobilnya, karena sudah dihidupkan aku melongokkan kepalaku.

"Hati hati di jalan bang. Kirim salam ya....."

"Kirim salam sama Cyan, Rain?"
Mataku tertuju ke matanya.

"Salam sama Jack Villa"kataku pelan. Endru langsung lemas dan menarik nafas panjang. "Pergilah bang. Rain ikhlas menerima abang dengan segala kekurangan dan kelebihan abang. Sama siapaun abang, silahkan. Jangan jadikan Rain sebagai penghlang. Rain juga tidak berharap banyak dalam hubungan sejenis ini bang." Kataku. Endru keluar lagi dari mobilnya.

"Bang, gak usah pikirkan kata kata Rain. Lanjutkan bang. Rain ikhlas seikhlas ikhlasnya menerima abang. Rain mencintaimu bang Endru. Andai waktu nya abang tidak ada yang tersisa buat Rain, Rain akan menunggu sampai abang memberikan salam. Walau hanya se menit itu waktu yang abang sisakan untuk Rain, Rain akan bersyukur. Karena dari kemaren Rain sudah berjanji akan mencintai bang Endru sepenuh jiwaku sebelum menikah nanti"

Endru tidak bisa berkata apa apa, karena kebohongannya sudah aku ketahui. Waktu dia tidak balas Wa ku, dia bersama pria itu. Naluriku memang tidak 99% tepat.

"Rain...."

"Bang sudah pergi saja. Rain hanya mengingatkan saja, untuk apa abang berkorban libur menemani Rain, tapi hanya sebatas Nafsu? Kalau memang Abang benar benar mencintaiku, Rain akan tunggu sampai kapanpun abang datang. Sekarang temui dia. Atau meeting di kantor, hanya abang yang tau. Rain hanya bisa berdoa agar Endruku kembali kepelukanku" kataku dan menarik tangannya menuju mobilnya agar pergi entah mana tujuannya.

Setelah Endru pergi, aku membereskan semua pakaianku. Saat mau mengancing tasku, aku terduduk lesu.

"Kenapa disetiap benih cintaku tumbuh kecewa yang ku dapat" kataku sendiri. "Aku mencintai Endru, lebih dari mencintai diriku sendiri. Kenapa dia tega...." kukepalkan tanganku. "Aku akan jalani cinta ini hanya sebagai kepuasan. Janji. Janji. Endru tidak akan pernah kutinggalkan, kecuali dia yang pergi. Aku terlanjur mencintai"

Setelah rapi aku menemui pemilik Villa.

"Pak, mau chek out"kataku.

"Loh, baru dibayar mas sampai hari Minggu"

"Dikembalikan saja pak. Saya gak betah sendiri. Jadi mau ke rumah saudara saya saja. Kebetulan dekat sini"kataku berbohong.

"Kalian pasangan ya mas. Tadi dia bilang nanti sore juga mau kembali"

"Kalau nanti sore dia kembali, dihitung sampai sekarang aja pak. Kali aja dia nerusin nanti. Iya udah pegang aja dulu ya pak. Saya mau cabut"

"Baik mas. Hati hati mas"

"Makasih pak"

Aku keluar dari Villa menuju jalan Raya. Aku naik angkot saja tanpa tau kemana. Didalam angkot aku melihat pamflet menyewakan Villa.

"Bang stop di depan ya"kataku. Penumpang yang lain memperhatikan aku. Kusodorkan lima ribu ke supirnya. Dan supir memberikan kembalian. "Buat abang aja bang" kataku yang dibalas kata terima kasih.

Aku berjalan menyusuri jalan menuju Villa yang di iklankan. Ternyata jauh beda sama yang kami tempati kemaren. Ini hanya sebuah villa yang berjejer semacam kontrakan. Tapi lumayanlah ada terasnya walau tanpa kolam. Hanya buat ngumpet ini. Segera kubayar uang mukanya karena makan di sediakan si pemilik juga.

"Uuhhhfff....sendiri. Sendiri itu lebih Indah. Daripada berdua makan hati...." gumamku.
"Inilah tempatku untuk merenungi hidupku. Semoga jalan terbaik kutemukan disini" tekadku.

Dasar memang tidak jodoh. Aku tidak memiliki nomor hp bang Endru. Karena nomornya yang lama ada di hp lamaku.

Karena hari masih pagi, aku keluar villa untuk sekedar jalan jalan. Menyusuri kebun kebun yang tertata indah. Setiap bertemu orang orang aku hanya berusaha tersenyum dan melayani pembicaraan apa adanya.

Tawaran pijit, wanita dan lain lain ku tolak semua yang ditawarkan pemuda pemuda itu. Tujuanku untuk menghindari hal semacam itu.

Tiga hari penuh aku bersemedi. Tidak menerima telpon dari siapapun. Hingga tiba waktu nya aku pulang.

༺★★★༻











𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang