101

1.3K 52 25
                                    

Dua hari aku bolak balik rumah sakit untuk menemani Mas Ozhrill. Tapi selama kami bersua, tidak ada tanda tanda sanak saudaranya datang baik setelah kutinggalkan dan saat aku menemuinya.

Aku tidak mempertanyakan lagi kenapa dan ada apa. Genggaman tangannya sudah bisa ku baca dan raut wajahnya sudah menunjukkan betapa Ozhrill sangat menginginkan kehadiranku disisinya.

Aku sebagai korban kemunafikannya selama ini tidak berbicara banyak. Aku hanya pendengar setia duduk dihadapannya.

"Mas mu sangat mengharapkan kamu Rain. Sakit yang mas derita bersumber dari betapa aku sangat mencintaimu. Pikiran mas selama beberapa bulan ini hanya ke kamu. 'Takut'! Itulah kata yang bercokol dalam pikiranku"

"Takut?"

"Takut bila mas datang menemuimu, kamu akan semakin memusuhi mas. Takut, kamu semakin marah. Pengorbanan hubungan Ana dan Zuno, menjadi bayang bayang yang selalau mengikuti mas semenjak dari Restoran itu"

"Eeem. Tapi sekarang sudah baikan mas. Rain pikir tidak ada lagi alasan untuk mas memintaku untuk datang karena selang infus sudah dicabut."

"Rain!. Tidak bisakah kamu mengerti sedikit saja perasaan ini? Tidak bisakah kamu melupakan yang sudah berlalu?"

"Kenangan mas. Semua itu mejadi kenanagan indah sekaligus pahit dalam hidup Rain. Mas jangan mengungkit lagi akan semua itu"

Aku masih ada sisa sisa rasa cinta sama mas Ozhrill. Takut aku tidak kuasa menahan rasa itu. "Sebaiknya Rain pergi. Mas istirahat saja untuk pemulihan" kataku.

"Malam ini saja Rain. Temani mas agar bisa memberikan semangat hidup lagi bagi mas"pintanya.
Aku berfikir positif. Gak ada juga ruginya bila aku menemaninya.

Aku pun beranjak dari dudukku dan naik ketempat tidurnya untuk merebahkan diriku disampingnya.

"Tidurlah Rain"pintanya.
Aku tersenyum.

"Baik mas"jawabku.

Saat aku tidur, Ozhrill tidak menyentuhku sama sekali hingga aku terlelap.

Aku sedikit menggeliat karena kurasakan sentuhan di pipiku, hingga aku tidur menghadapnya.

Beberapa kali sentuhan dibibirku membuat aku telentang. Aku seperti bermimpi ketika kontolku ada yang mengoral hingga aku terbangun.

"Mas" kataku yang membuat dia menghentikan isapannya. Kontolku dipegangnya.

"Rain. Izinkan mas..."katanya. Karena aku sudah terbawa nafsu, akupun membiarkannya.
"Tidak marah kan?"lanjutnya. Aku menggeleng. Dengan pelan tapi pasti dia membuka celana pendeknya. Dia mengangkangi tubuhku dan mengarahkan lobang duburnya ke kontolku.

Kontolku menyambutnya dengan tekanan pantatku dari bawah. Seteah kontolku bersarang di dalam perutnya, dia mensejarkan dirinya dengan tubuhku dan menciumi bibirku yang kusambut dengan penuh nafsu.

"Rain, mau kamu melakukannya tanpa ikatan? Mas tidak akan memaksamu lagi seperti dulu dulu, kamu bisa melakukannya bila kamu menginginkannya."

Kudekap tubuhnya dan kugulingkan hingga aku sekarang diatasnya.

"Rain akan melakukannya bila tanpa intimidasi. Suka sama suka. Itu kalau mas mau"

"Masmu mau Rain. Dengan senang hati. Asal kamu tidak pernah memusuhi mas lagi"

"Rain lanjut mas"

"Iya lakukan sesukamu Rain"

Akupun memaju mundurkan kontolku di lobangnya. Desahan demi desahan kami nikmati hingga kami bermandi keringat.

Gaya doggy style, dan aku mengambilnya dari belakang, dan gaya gaya lain yang aku suka, dia memberikannya.

"Mas, Raiiinn.....zsahh...aahh...hah...aahmm....dahhhh...."

"Puasin Rain...puaskan dirimu" katanya sambil medekapku.

"Mas keluar juga....kita sama sama mas...."kataku.

Goyangan pantatku semakin intens. Dia memelukku menciumi bibirku.

"Raiiinnn.....kkkeeelluuuarrr nihhh.....tekaaaaannn....azhhh...aaagg....aahmm..zsahh..ahh...aahh......Raiiinnnn......eeeeghhhh...hah..ahh...aahhh...ahhgg..."dekapannya semakin kuat. Dan kami sama sama mencapai puncak.

"Maaaaaasss....aaaaggghh...aahm...ahhh...aaahhh....aahmmm...zsahh..zsahh..zsahh" pejuku muncrat dalam perutnya.

Aku mencium bibirnya dan disambut dengan bahagia.

"Makasih Rain. Mas menunggu kamu kapan kamu mau" bisiknya.

"Iya mas" jawabku dengan senyum.

Setelah membersihkan badan kami dan mengenakan kembali pakaian kami, aku dan Ozhrill tidur dalam berpelukan.

Tak ada lagi dendam di hati, yang ada rasa bahagia. Semoga hubungan ini berjalan seperti yang kami mau i.

Aku dan Orizhon alias Ozhrill.

Yang dulu sempat aku mencintainya. Kini dia dalam dekapanku.  Kutatap matanya dalam tidurnya. Aku berbisik dalam hatiku :"Aku akan melayanimu mas sepanjang kita suka sama suka"

Sekian.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang