WA dari Om Ozhrill beberapa kali tidak kubalas sama sekali. Aku tahu, di otaknya hanya ingin bermain main saja. Aku sudah tidak percaya apapun omongannya. Dengan usia masih setengah baya, aku yakin nafsunya masih tinggi.
Tentu di luaran sana dia banyak melakukannya dengan pria pria berbeda. Itu yang dipikiranku saat ini. Belum dengan wanita wanita yang dia sukai.
"Tampan dan berduit, apapun bisa dilakukan" kata kataku yang yang kutelan sendiri setelah selesai membaca WAnya.
Minta ketemuan hanya sekedar ngobrol, apa iya hanya ngobrol?.
"Kalau kamu tidak balas WA ini, Om akan datang" tulisan WAnya.
Aku tahu, jawaban yang akan keluar dari mulutku untuk menjadi pacaranya, itu yang ditunggunya.
Keragu-raguanku untuk menerimanya karena Ana dan Zuno, kedua : karena dia gampang mempermainkan orang. Aku yakin akan hal itu.
Untuk menghindarinya, sengaja aku lembur untuk menyelesaikan pekerjaanku walaupun tidak penting penting banget. HP sengaja kumatikan. Karena dengan kenekadannya, dia pasti datang.
"Rain, pulang ajalah" Hindarto duduk di bangku tamu mejaku.
"Bentar. Lu pulang aja dulu" kataku.
Dia mendekatiku dan berdiri dsiampingku, matanya tertuju ke PC yang ku operasikan."Ngerjain apa sih sayang"tanyanya.
"Menyibukkan diri aja, biar besok gak keteter" jawabku.
"Kan gak ada yang penting, Sayang. Semua sudah di handle anak buah lu. Sebenarnya lu ada apa sih. Gak biasanya mau pulang telat. Alasannya pasti Ana dan Rain"
"To, lu bisa gak rewel kaya gini gak sih"
"Sayang"katanya dan memelukku dari depanku. "Kenapa emosian. Gue kan cuma bilang lu gak biasanya seperti ini"
"Gue gak marah, To. Gak emosi. Agak malas aja pulang cepat" kataku. Hindarto mencium bibirku.
"Gue gak bisa nerima kalau lu marah, Rain. Hati ini bisa sedih"
"To, gue dah bilang. Gue gak marah."
"Kalau begitu boleh ya"katanya sambil memegang kontolku.
"Lu gak ada matinya ya, To. Hampir tiap saat lu mau, lu lakuin. Gue yang belum nikah aja kasih waktu buat diri gue untuk istirahat"
"Namanya suka. Masa gak bisa gue lakukan sama orang yang gua suka"kata Hindarto sambil mebuka sabuk pinggangku. Kontolku di keluarkan dan di isapnya.
Karena aku tidak berniat, maka batang ini tidak ada geliat sama sekali. Aku hanya menyender di bangku kerjaku menunggu reaksinya atas kontolku yang tetap lemas.
"To, lu dah main ya" akhirnya dia bertanya.
"Main? Main sama siapa?" kataku.
"Kok gak ada reaksi"
"To, gue mau nanya. Lu kan ama bini lu. Ame gue. Dan mungkin sama yang lain juga. Tapi tetap lu nafsu. Kalau gue gak nafsu, bukan karena gue dah main. Emang dasar gak ada niatan. Apa lu tahu gue berbuat sama siapa?"jawabku.
Hindarto menyingkir dari hadapanku dan duduk di bangku tamu mejaku. Kubetulkan celanku sambil meliriknya. Manyun!!!
Aku mendekatinya. Dan melingkarkan tanganku dilehernya dari belakang bangku yang diduduki.
"To, di kantor ini, lu tahu menit demi menit apa yang gue lakuin. Di rumah, Ana dan Rein yang jadi pembuang suntukku. Gue gak pernah melakukannya selain kamu To. Dan tidak ada niatan untuk itu"sedikit aku berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasy#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...