43

962 61 4
                                    

Setelah mandi dan berbincang sebentar dengan adek adekku, aku pamit untuk menemui Virdan.

Sebenarnya aku senang aku tidak berniat menemuinya, karena belum waktunya kami akan bertemu. Tapi karena fikirsnku saat bersama Hindarto dan Om Morgan, aku ingin berjumpa.

Jalanan macet karena masih jam pulang kantor, kutembus dengan bersabar.

Setibanya di di depan rumah Virdan aku melihat terparkir 2 mobil sedan.

"Mobil temannya barangkali" itu pikiranku.

Kumatikan motorku dan kudorong ke dekat pintu.
Karena sudah biasa kehadiranku disana, kubuka sendiri pintu gerbang masuknya, dan aku pun masuk.

Sepi.

Kuperhatikan sepatu sport di dekat pintu size 43 sepertinya.

Tok

Tok

Tok

Tidak ada sahutan. Aku menunggu.

Tok

Tok

Tok

Virdan membuka pintu dengan bertelanjang dada.

"Raiiin" katanya sedikit panik dan agak pucat.

"Heiii....kamu kenapa kaya kesambet gitu. Pake grogi lagi"

"Kok gak wa atau telpon dulu"

"Aku ini menemui kamu, bukan menemui petinggi pemerintahan. Ada apa sih" kataku sambil membuka jaketku dan duduk di sofa.

Virdan tidak bergerak dari tempat dia berdiri.

"Rain...." katanya. Dan saat itu seorang pria keluar dari kamarnya dengan hanya memakai celana dalam. Jelas kulihat cetakan kontol yang masih menegang. Saat dia melihatku dia hendak berbalik.

"Heiii.....Sore" sapaku tanpa seperti biasa bertemu teman."Tidak apa apa mas" kataku.

Saya benar benar tidak ada rasa cemburu atau apa pada saat itu.
Kini semakin jelas aku tahu kehidupan pria penyuka sejenis.

Aku pahami dan sangat mengerti. Bagaimana cara Virdan mendapatkan aku, bagaimana Om Ozhrill menyukai aku dan ingin melakukan sex, bagaimana Hindarto dengan caranya untuk bisa bersamaku dan barusan kami lakukan antara aku dan Om Morgan.

Semua pria yang merasakan tubuhku adalah yang suka penampilanku.

Apakah Hindarto melakukannya juga? Apa benar seperti yang dikatakannya, tidak pernah dengan pria lain? Menjaga Harga diri?

Prianya berbalik ke kamar. Dan kupandangi wajah bersalah di depanku.

"Vir, kenapa kaku gitu sih. Kamu kan tau aku luar dalam. Aku tidak akan mengganggumu"

"Maaf Rain, maafin saya"

"Maaf untuk apa? Karena berduaan?"tanyaku datar. "Aku yang minta maaf Vir, aku sudah mengganggu acara kalian. Sebaiknya aku pulang" kataku dan mengambil jaketku lagi.

"Rain...."

Aku melangkah melewatinya, dan saat itulah aku dipeluknya.

"Raiinnn....Saya mencintaimu. Saya khilaf sayang" katanya.

Kulepaskan pelukannya tapi dia meronta. "Tidak Rain....jangan pergi" katanya agak keras hingga prianya keluar sudah dengan celana pendek dan kaos oblongnya.

"Titip Vidan mas" kataku.

"Raiiiinnn...dia bukan siapa siapaku, baru kali ini bertemu" Virdan masih menghalangi langkahku.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang