56

831 52 6
                                    

<<<<<sambungan

Bercakap cakap sambil menikmati kopi dan cemilan yang di meja kami, tak terasa kami sudah mendengar bell sekoah.

"Rain, dah keluar tuh" ucapnya mengingatkanku.

"Kita tunggu disini aja, To. Tadi aku bilang nunggu disini"jawabku. Zuno yang tidak sabar melihat kedatangan Ana keluar melihat ke arah ruang kelas.

"Zun, ngapain? Tunggu aja, bentar juga datang"goda Hindarto sambil main mata ke aku. Aku tersenyum melihat tingkahnya Zuno.

"Orang Jatuh Cinta"bisikku.

"Kaya Gue sama Lu"balas Hindarto. Aku langsung cemberut.

"Jaga diri dikit. Liat dimana Lu berada"bisikku mengingatkan.

"Tau."jawabnya singkat.

Zuno kembali ke mejanya setelah melihat anak anak sekolah keluar dari kelas masing masing. Suara suara mereka yang begitu ramai kami dengar.

"Bang Raiiin"teriakan Ana membuat Zuno menoleh. "Bang Zuno."Ana sedikit malu. "Loh, Om Hindar juga ada...pada mau kemana"kata Ana sedikit heran.

Belum kami jawab, Ivo si centil menarik tangan Ana dan temannya.

"Na, Lu koleksi cowo cowok metropolis gini dari mana sih"tanyanya melihat ke kami. Kami saling pandang. Temannya mengingatkan

"Vo, lu gatel banget dah"katanya.

"Lu gak bisa lihat apa cowo cowo keren gini. Di sekolahan kita mana ada. Hanya Rein yang terkenal keren seantero sekolahan. Coba dia dah SMA gue pepet dah"katanya membuat kami tertawa. Teman temannya berseru "Huuuhh..."

"Lu ya Vo, gak bisa nahan diri"timpal temannya yang lain.

"Dek, sekedar mengagumi gak papa"Kata Hindarto.

"Tuh denger"balas Ivo.

"Om, Tiap hari kek ke sekolah sini antar jemput Ana ama Rein"katanya melirik ke Ana.

"Abang gue gawe hoiii. Bisa bisa gak makan gue sekeluarga"balas Ana. Ivo melihat ke pintu kantin, karena Rein sudah mendekat.

"Nih, satu lagi si tampan....aduhhh benar benar hari ini bonus ujian buat gue"kata Ivo. Rein yang hanya mendengar ujugg kalimat Ivo langsung menimpali.

"Bonus? Lu dapat bonus dari siapa kak Ivo?" tanyanya.

"Noh dari cowo cowo keren. Lu bonus buat gue" balas Ivo.

"Soryyyyy ye. Bukan pria sembarangan"balas Rein membuat seisi kantin tertawa. "Dah ah, mau minum"kata Rein menuju kulkas.

"Om boleh ya, minuman dinginnnya"pinta teman Ana yang lain.

"Boleh. Makan juga boleh. Biar Zuno yang bayarin"tawar Zuno yang disambut bahagia sama mereka.

"Huuuhh, gratis aja pada demen lu"celetuk mas Imin si tukang penjualnya.

"Tapi mas Imin jadi banyak duit. Lihat tuh pada rame kan" si Ivo gak kalah nyalaknya.

Ramai dan riuh menikmati candaan dan jajanan anak anak SMP dan SMA mengingatkan kami bertiga ke masa lalu. Tidak beda jauh.

Dalam senyum di bibir kami, seorang teman Rein mendekat ke
Rein.

"Rein, gue boleh makan gak?" Katanya pelan tapi kami dengar. Teman temannya pada melihat ke arahnya.

"Bang Zun, teman Rein boleh makan ya?"pinta Rein dengan wajah sedikit memelas.

"Boleh. Boleh, ambil aja"kata Zuno.

"Makasih bang"katanya dan menuju kantin.

"Kenapa dia Rein"tanya Zuno.

Rein terdiam memandang ke temannya. Lalu berdiri dari kursinya berjalan mendekati. Kami melihat Rein juga ikut meminta makan. Tidak biasanya Rein sembarangan makan kalau bukan waktunya.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang