63

738 54 6
                                    

Dengan ketidak hadiran Hindarto dan Glend bersama kami, maka aku dan Rein bebas mengekpresikan diri kami.

Satu jam lebih kami berdua, Aku dan Rein menikmati malam itu dengan terbalut pikiranku.

"Rein, masih ingin jalan gak"tanyaku ke adekku.

"Udah dah bang. Cape juga"alasan Rein. Kami berdua melangkah menuju mobil. Aku dan Rain sedikit buru buru karena takut mahluk dua orang itu bosan menunggu kami.

"Hoiii kenapa gak jalan jalan sih"kataku "Kita cape nih" kuraih gagang pintu mobil, tapi mataku menangkap tissu yang bergulung berserakan dibawah pintu mobil.

Setelah Rein masuk, kuraih tissue tersebut dan kucium. Gak salah lagi. Mereka melakukannya di dalam mobil. Ok lah.

Rasa penasaranku sejak di Bandara, di dalam mobil, hingga makan malam serta mulai berangkat tadi dari Hotel hendak jalan jalan sudah terjawab.

Rupanya Glend mengajak kami keluar hanya untuk bisa berdua dengan Hindarto.

"Lagi malas aja Rain. Besok juga bisalah"alasan Hindarto.

Aku diam seribu bahasa selama perjalanan menuju Hotel. Hanya bunyi telponku yang menggangguku.

"Hallo" sambutku.

"Rain, Om sudah booking hotel. Om sama Zuno berangkat malam ini. Tiket pkl 21 kurang dikit"

"Emang gak bisa besok pagi Om"tanyaku.

"Gak salah kan mau jam berapa. Nanti Om telpon"jawabnya dan mematikan hpnya.

"Siapa Bang"selidik Rein.

"Calon mertuanya Ana mau datang"kataku.

"Hah...!!! Bisa bisa kita di marahin ini bang"kata Rein. Hindarto yang mendengar melihat ke belakang.

"Kita lihat nanti" kataku.

Aku dan Rein duduk di lobby setelah tiba di hotel. Aku tidak mau mengganggu Hindarto dan keluarganya.

"Pak Boss, langsung ke kamar aja, ambil Alif. Kita mau istirahat ini"kataku.

"Ngusir lu Rain" Hindarto masih biasa bicaranya.

"Bukan begitu, kita kan butuh istirahat"kataku . Dan aku berdiri menarik tanganannya. "Rein, duluan ke kamar gih, abang mau bicara sama Om Hindar" Rein langsung bangkit dan menuju kamar.

"Mau ngomong apa lu"

"Pak Boss juga butuh istirahat. Kan lelah. Tadi habis ngecrot kan"bisikku

Wajahnya di tariknya. "Sok tau lu Rain" elaknya. Ku ambil tissue yang masih berlumuran sperma dari kantongku.

"Nih...bukti bahwa cinta lu ama gue, palsu" kataku. "Silahkan tinggalkan kami. Mulai besok lu gak usah ikut campur acara kami. Lu punya kesibukan sediri"

"Rain, maafin gue"

"Simpan maaf lu sampai ketemu di kantor. Sekarang bawa bini sama anak lu, nikmati malam malammu bersama Glend"

Aku kembali ke sofa lobby. Orang yang duduk disana memperhatikan kami.

Hindarto mendekatiku dan duduk disampingku.

"Rain, gue gak tau bagaimana caranya agar bisa memeluk lu, mencium lu. Gue sengaja ikut lu dengan harapan bisa berduaan sama lu"

"Tapi akhirnya berduaan sama pacar lu kan?. Alasan aja lu mau ikutin gue To. Kalau lu emang murni ingin bersama gue, kenapa lu telpon rekan bisnis bohongan lu. Sekarang minggat dah dari hadapan gue. Atau gue panggil kekasih lu tuh, gue bilang lu merayu gue"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang