64

838 55 41
                                    

"Rain, coba kamu pikir, Zuno pergi menemui Ana, Om sama kamu disini satu kamar, kita tidak mengaturnya Rain. Emang kita ditakdirkan untuk bersama" Om Ozhrill seakan mengaminkan keadaan.

"Kebetulan aja Om. Rain keluar kalau begitu" kataku melangkah.
Dengan cepat Om Ozhrill memelukku. Menciumi punggunggku.

Aku dibopong nya ke tempat tidur. Dan mendorongku hingga aku terjerembab tengkurap. Dengan cepat aku hendak menengadah. Om Ozhril tidak memberi kesempatan. Tubuhku di tindihnya. Bibirku dilumatnya. Aku mengelak.

Dia menatap mataku.

"Kalau bukan karena Cinta, seratus pria bisa Om dapatkan sayang. Kamu pikir, untuk apa Om bela belain datang malam malam? Demi orang yang Om cintai. Kamu orangnya Rain"

"Rain tidak tahu apa makna Cinta Om."

"Biar kamu menemukan di diri Om. Cinta itu ada di hati Om"katanya. Bibir bawahku dilumatnya lembut. Kaosku disingkapkan. Tetekku di jilat dan di sedot sedotnya.

"Ooomm...zsahh....aaachh" desahku.

"Kenapa?"

"Gak apa apa. Rain rasa tidak selayaknya begini"jawabku.

"Layak tidaknya kalau hati berbicara lain kenapa tidak" ucapnya membuka T-Shirt yang di pakai. Celana pendek yang kupakai ditariknya hingga aku telanjang dari dada sampai kebawah.

Dia meraih kontolku dan mulai memainkannya di dalam mulutnya.

"ezzzhh....aaahmm...huuff" desahku. Kepalanya kudorong dorong agar lebih dalam lagi kontolku masuk kemulutnya. Setelah kontolku tegang 100% dia membuka celana jeans nya. Nampak kontolnya sudah mengacung.

Om Ozhrill menindihku. Kontol kami beradu. Ciuman demi ciuman terdengar berdecak.
Dia merebahkan badannya dengan menarik tubuhku. Aku tau maksudnya. Aku menindihnya. Kukeluarkan kemampuanku dalam hal bercinta.

Leher, telinganya tidak luput dari ciumanku selain bibir tentunya.

"Raiiinn....isaaapp punya Om"pintanya. Sebenarnya dia tahu bahwa aku tidak pintar dalam hal ini. Tetapi kulakukan demi kenikmatannya.

"Gigiii Rain, jangan kena gigi" katanya. Kucoba mempelajari caranya. Tapi pipiku serasa lelah, serasa kempot.
Tapi aku tidak mengeluh. Sambil kuisap kontolnya, kumainkan jari tengah tangan kiriku ke lobangnya.

"Enak Rain...ya jarimu masukin agak ke dalam"pintanya. Jariku kumainkan sambil mengangkat angkat menyentuh dinding perutnya.

"Aaahh...enaaakk bannget Sayang"

"Rain coba masukkan ya Om, barangkali lebih nikmat"pintaku.

Dia mengangguk.

Dengan ludahku, kubasahi kontolku dan lobangnya. Kutuntun kontolku masuk menerobos lobang nya.

"Aaahhh....Raiiinnn.....aaahmm" tangannya mencengkeram sprai.

Kontolku amblas di perutnya. Tapi ada yang aneh menurutku. Kalau dia merasa sakit, kontolnya kenapa tegang.

"Maju mundurkan Sayaaang. Yaaa....gitu...niikkkmmaatt...aaahmm...aach...aah...ahh" desahan kenikmatan setiap ku maju mundurkan kontolku.

"Agak dipercepat Rain. Takut Zuno datang"katanya. Aku konsentrasi penuh.

Setiap genjotanku, teriakan demi teriakan keluar dari mulut Om Ozhrill hingga dia mau muncrat tanpa disentuh.

"Raaaiiinnn...keeluuuaarrr....gennjoott terusss....terusss Raaain saaayyang..aachmm..aaah...aaach..aahh..zsahg...aahh..ahhha...tekkaaaannn......aaahhh...ah..hah..ah.ah..ahh" Om Ozhrill ejakulasi. Spermanya menembak sampai ke kehernya.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang