6

2.6K 60 4
                                    

Sambungan dari 5.

"Bang Rain masalah apa sih bang. Dari tadi mulai kita masuk pesta ini, abang seperti dirundung masalah. Ini makannya didiamkan. Bicara sama Om Virdan bisik bisik. Bang jangan bikin Rein bingung." Kata adekku seperti membaca air muka ku.

"Iya Bang, kalau Abang tidak nyaman kita pulang saja" Zuno ikut memperhatikanku.

"Abang tidak ada masalah. Nikmati makan kalian ayo..."kataku dengan senyum terpaksa.

Aku melihat pak Virdan mendatangi Kenneth. Segera aku menyusulnya.
Teman temanku yang lain melihat pak Virdan seperti meledek.

"Ken, gua mau bicara ama lu" katanya didengar yang lain.
Pak Bossku datang dan melarang supaya tidak terjadi masalah.

"Kalau ada masalah, nanti di luar dibicarakan" katanya. Kenneth duduk lagi. Pak Virdan melihatnya seperti dendam membara.

Saat situasi tidak mengenakkan itu pak Zaky datang bersama Fei.

"Hallo...hallo...Rain disini rupanya. Nih Fei mau bicara sama kamu Rain." katanya.
Aku melihat pak bossku dan rekan rekanku.

"Selamat malam bang Rain" Fei menyalamiku.

"Selamat malam Fei" sapaku.

"Ini adalah waktu istimewa, bisa bertemu disini, silahkan kalian bicara" kata pak Zaky lalu mengajak pak Bossku pergi untuk gabung dengan rekan rekan bisnisnya. Pak Virdan melihatku seperti tidak terima lalu meninggalkan kami.

"Ada yang patah hati nih" timpal rekan kerjaku yang lain dan satu persatu pergi.

"Iya tuh, ngambek dah" timpal yang lain

Saat kami bicara, teman pria Fei waktu duet nyanyi tadi datang.
Rein dan Zuno ikut datang.

"Fei sama siapa kamu bicara" katanya ketus.

"Sama rekan bisnis kantor kita, Ron" balasnya.

"Fei bicara soal kantor atau kerjaan bukan disini tempatnya" Ronny

"Ron, bukan soal kerjaan. Pak Rain ada disini wajarlah Fei sapa."

"Udahan dulu say hellonya, giliran kita mau nyanyi. Ayo." Ronny setengah memaksa Fei pergi

"Bang Rain, Abang kan tampan dan ganteng, rugilah di deketin orang tak bermoral" Rein adekku tiba tiba nyeletuk.

"Rein...gak boleh gitu"

"Eh anak kecil sopan dikit kalau ngomong" Ronny tersulut emosi.

"Eh orang gede, kamu sudah merasa sopan? Selagi ada yang bicara menarik tangan lawan bicaranya?. Kalau bicara sama orang terhormat ngaca dulu sana. Lu gak sebanding sama abang gue anjing" Rein tidak terima dikatain tak sopan.

"Apa kamu bilang" Ronny ingin menonjok Rein.
Rein langsug menonjok perutnya dan Ronny tersungkur.

Orang orang menjerit. Pak Zaky dan pak boss serta Direktur mendekati.

"Ada apa ini. Siapa bikin kekacauan ini" kata pak Zaky.

"Bapak mau tau?. Tanya tuh cewek sama pacarnya. Heh perempuan, jawab secara jujur. Sudah punya pacar mau deketin abang gue" Rein emosi.

"Rein, stop bicara" aku membentak lagi adekku.

"Ok bang. Tadi sudah Rein ingatkan, tapi abang...."Rein pergi.

"Rein...Rein...."Zuno dan Ana mengejar Rein. Puluhan pasang mata menyaksikan kami.

"Maaf bapak Ibu semua. Saya sudah membuat kekacauan disini. Maaf"kataku dan pergi meninggalkan tempat.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang