66

711 50 10
                                    

Dua pria memperhatikan kami ketika memasuki Resto Hotel kediaman Om Ozhrill. Pria pria Bule dan beberapa perempuan bule lainnya.

Saat hendak duduk, Om Ozhril menanyakan mau makan apa ke aku, Seorang dari Pria bule tersebut melihat ke aku, karena bangku yang hendak kududuki menghadapnya, sedangkan pria didepannya dan wanita lainnya disamping dan membelakangi kami.

Senyumnya diberikan dan menganggukkan kepalanya yang kubalas dengan senyum dan mengangkat tangan.

Pria didepannya memalingkan wajahnya melihatku. Aku tersenyum.

Nasi Goreng dan omelet itu yang kuminta ke Om Ozhrill tanpa membaca menu makanan yang tersedia.

Handphonku berbunyi. Kulihat layarnya. Hindarto. Tidak kuangkat.

"Heii kenapa tidak diangkat" tanya Om Ozhrill.

"Bisa rusak acara nanti Mas"jawabku. Deringan HP seperti menarik perhatian pengunjung karena setiap bunyi mereka melihat ke aku. Maka segera ku kecilkan volumenya sampai ketitik nol.

Karena panggilannya tidak ku respon, Hindarto mengirim WA.

"Kami mau ke pantai. Gue tunggu. Gue tidak akan pulang sebelum Lu nemuin gue" tulis nya.

"Pak Bossku mau ke pantai bersama istri dan anaknya Mas" kataku dan memasukkan suapan Nasi Giorengku ke mulutku.

"Terus, apa kamu mau kesana?"

"Tante jam berapa datangnya"

"Gini aja sayang, kamu temui Bossmu, biar Aku jemput tantemu ke Bandara. Tadinya sih kita berdua yang mau jemput. Tapi biar semua baik baik saja, temui pak Bossmu. Nanti kamu bisa kena tegur"

"Baik mas. Biar Rain balas WAnya. Ikhlas kan Rain kesana"

"Heiii...kenapa nanya begitu. Toh kita tidak bisa berbuat yang enggak enggak kalau ada Tantemu"

"Gak takut kehilangan"pancingku.

"Sudah ...sudah....kamu sudah mulai nakal. Mas mu percaya tidak akan terjadi sesuatu sama kalian. Dia kan bersama anak istrinya"

"Kirain...." kataku dan tak sengaja aku melihat ke arah pria Bule itu. Ternyata dia tidak lepas melihat ke arahku.

Pikiranku langsung ke Kata 'Kesetiaan'. Karena aku yakin pria bule itu adalah Gay. Masih bersama pasangannya saja begitu. Gimana   kalau ditinggal sebentar. Keyakinanku semakin bertambah, Kesetiaan itu walaupun hanya sebentar sama pasangan gay, tidak ada.

"Mas antar Rain ke depan ya. Biar Rain Naik motor aja. Ada gak ojek disini" kataku setelah selesai makan.

Om Ozhrill mendekati petugas hotel yang ada dan menayakan. Ternyata ada opang juga. Walau sedikit agak mahal dengan jarak tempuh 7 - 8 kilometeran.

"Ada Rain. Ojeknya biar petugas hotel yang panggil"kata Om Ozhrill. Aku perhatikan pria bule itu masih melihat ke kami waktu mau keluar hotel.

Kutelpon Zuno memberitahu bahwa aku bersama Hindarto di pantai sampai waktu makan siang.

Ojekku pun meluncur membawaku ke pantai.
Berjalan sedikit menyusuri pantai untuk menemukan Hindarto, mataku kulayangkan ke semua arah.

Karena tidak menemukannya terpaksa ku teplphone.

"Dimana pak boss"seruku.
Aku melihat orang orang yang melambaikan tangan seperti perintahnya. Dan aku menemukannya. Aku sedikit berlari untuk menggapainya.

"Haiiii"sapaku ketika sudah bertemu.

"Hai juga Rain"katanya. Aku melihat kesekeliling, Glend dan istrinya sedang mengawasi Alif yang berlarian di pantai.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang