5

3.2K 77 10
                                    

Memasuki area perusahaan yang punya hajat, ternyata parkir mobil sudah tidak muat lagi. Pak Virdan memarkirkan mobilnya diluar pagar perusahaan disusul mobilnya Zuno. Cahaya penerangan di luar agak sedikit redup karena hanya di terangi lampu jalanan

Aku, Rein dan Virdan turun dari mobil. Kami menunggu Zuna dan Ana biar gabung agar sama sama masuk.

Ternyata diseberang sana ada karyawan kami yang memarkirkan mobilnya.

Mereka melihat, ketika Virdan membetulkan kerah batik yang kupakai. Dan dia meluruskan batikku di punggungku dengan mengusap bajuku.

Ketika kami berjalan memasuki area gedung, teman kami ternyata sudah di bekakang kami.

"Mesra banget" bisiknya. Aku langsung mendelik.
"Datang sama sama, berarti udah janjian ya" katanya lagi

"Apaan sih. Jangan bikin isu isu miring" kataku. Dia menepuk pundakku.
"Pak Virdan, Rain,  duluan ya" katanya meninggalkan kami.

"Iya iya..."jawab Pak Virdan. Aku diam saja. Pikiranku jadi kacau. Akan menjadi berita besar ini nantinya di kantor. Padahal tidak sedikit pun diotakku, perlakuan Pak Virdan mengarah ke kemesraan. Kenapa otak orang miring gitu ya, pikiranku sambil melangkah.

Bangku bangku yang menghadap ke panggung sudah penuh yang di depan. Aku tau mata yang memandang ke aku dan Virdan adalah mata juling rekan rekan kami.

Bergantian memandang ke arah adekku Ana dan Zuno. " Ganteng dan Cantik" suara itu aku dengar hingga aku menoleh ke belakang. Ternyata Zuno menggandeng adekku.

"Busyet dah. Akrab amat ini orang"pikirku. Aku berhenti melihat mereka. "Eheem" aku berdehem. Zuno langsung melepaskan tangannya dari adekku.

Virdan dan Rein sudah duluan mencari bangku kosong.

"Rain, akhirnya datang juga" kata pak bossku didampingi pak Zaky.

"Malam pak boss" sapaku.

"Ini pasangan Ratu dan pangeran dari perusahaan mana Rain." Tanya pak Zaky.

"Yang cewek adek saya pak. Cowonya pacarnya" kataku.
Zuno seperti mendapat durian runtuh. Senyumnya semakin semriwing.

"Wah...adekmu cantik sekali Rain. Dan kamu kerja dimana dek" pak bossku yang bertanya ke Zuno.

"Di salah satu Bank BUMN pak" jawab Zuno.

Pak Zaky dan pak Bossku memuji keserasian mereka.

"Oh iya Rain. Kenapa kamu bareng si bujang lapuk hah? Kalian berdua jadi topik lagi tuh. Tadi ada yang lihat kalian mesra sekali jalannya" pak Bossku berbisik. Aku melihat ke arah wajahnya.

"Duduk...duduk..." kata pak bossku. Aku pun duduk di bangku yang di tunjukkan pak bossku.

"Kamu dan Virdan pacaran ya" bisiknya membuat aku terkejut.

"Boss, jangan asal njeblak dah kalau ngomong"

"Kan ada yang lihat, kerah bajumu dibetulin. Pandanganmu ke dia seperti sayang"

"Berlebihan" kataku hendak pindah dari dudukku.

"Bukti Rain...orang melihat" tandasnya.

Darahku sudah naik. Aku tidak perduli lagi pak bossku mencegahku. Kucari itu orang.
Setelah ketemu, kutarik tangannya kebelakang agar mengikuti aku. Ditempat di dekat mesin diesel yang berbunyi kutanyain dia.

"Kamu sudah ngomong apa aja sama kawan kawan karyawan waktu kamu lihat Virdan membetulkan kerah baju saya"

"Enggak ngomong apa apa Rain"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang