77.

651 53 10
                                    

Sesuai dengan janji kami, hari ini  Om Endru dan keluarganya mau datang.  Aku tidak mempersiapkan apa apa, karena hanya silaturrahmi biasa antar keluarga.

Aku duduk duduk di teras menikmati kopiku. Rein dan Ana sudah berpakaian rapi karena habis pertemuan keluarga ini, mereka akan ke Cafe menyambut  tamu tamu.

Aku mengutak atik HP ku menghilangkan jenuh. Harusnya masih bisa tidur.

"Selamat pagi Rain" aku tertegun melihat sosok di hadapanku, Om Ozhrill.  Aku tidak bisa berkata apa apa, karena Rein dan Ana menghampiri kami.

"Ana cantik banget kamu sayang. Ehh si Tampan Rein. Ini mau ada acara apa? kok rapi rapi banget" tanyanya seakan tidak berdosa.

"Mau ada tamu Om. Tamunya bang Rain"jawab Rein ragu ragu melihat ke aku tapi menunduk karena dia takut aku marahi.

"Tamu? Tamu agung nampaknya"
Belum ku jawab, Cyan dan keuarganya sudah datang.

"Bang Raiiinnn"suara khas Cyan dari luar pagar.

"Ehhh Cyan. Om sama Tante mana"tanyaku menyambutnya.

"Itu dibelakang"katanya.

Om Ozhrill terdiam. Cyan menyalami tanpa bertanya siapa yang disalami. Itu salah satu nilai minus dari Cyan termasuk tidak tepat janji.

"Raiiiinn...." sapa Om Endru. Kusambut mereka. Dan ku kenalkan Om Ozhrill.

"Calon mertua adik saya Om. Ana." Kataku mereka meyebut nama masing masing.

"Oh jadi Calon mertua Ana kamu undang juga nak"tanya Om Endru.

"Tidak Om. Kebetulan aja lewat. Dia juga pebisnis Om. Sabtu, Minggu kerja juga. Bentar lagi juga Om Ozhrill pulang"kataku. "Iya kan Om" tandasku.

"Iya pak. Ini dah mau pulang" katanya. Kuajak tamu tamuku masuk. Om Ozhrill memandangku sinis. Emang enak. NYAHO SIA.

Beberapa saat setelah Om Ozhrill pulang, kami sedang asyik asyiknya mengobrol kami diganggu lagi oleh suara "Spada!"
Suara Hindarto pikirku. Aku segera menemuinya.

"Ada apa lu kemari"

"Rain, gua hanya ingin lihat lu doang"

"Udah lihat kan. Sekarang pulang dah. Gua ada acara"

"Gua tunggu di luar Rain"

"Terserah"kataku dan meninggalkannya.
Hindarto ternyata tidak menunggu di luar,dia malah ikut masuk. Aku benar benar meradang dibuatnya.

"Permisi" sapanya.

"Eh Om Hindar"kata Rein.

"Duduk mas"Om Endru malah menyuruh duduk. Anjirrrr ini orang satu. Gua perkosa juga nih..ehhhh mutilasi....

"Jadi nak Rein, kami tunggu perkembangan pertemanannya dengan anak kami Syanne ( Cyan ). Kami tau nak Rain pasti terkejut. Tapi sebagai orang tua, gak salah bila Om pribadi meminta kalian sering datang ke rumah. Sepi di rumah nak Rain. Apalagi nih si cantik Ana dan si ganteng Rein kalau datang, Om pasti sangat bahagia. Pintu rumah Om selalu terbuka buat kalian"

"Eemm!. Iya.." kataku dipotong oleh Rein.

"Iya Om. Kami pasti datang kalau di ajak bang Rain. Rein merasa baru kali ini hati Rein terenyuh seakan memiliki orang tua lengkap"

"Rein"sergahku pelan "Iya Om. Nanti kami bicarakan. Rain sama Cyan" kataku. Aku tahu tujuan mereka silaturrahmi, ingin menjodohkan aku dengan Anaknya. Anak manja begitu, yang ada apa apa pasti ngadu.
Gimana adik adikku nantinya. Enggak bisa ini. Rein???

"Kalau begitu kami pulang dulu nak. Kalian baik baik ya. Kalau ada apa apa hubungi Om. Jangan sungkan sungkan" katanya.

Rein ternyata merasa nyaman di panggil 'Nak' karena selama ini tidak ada yang memanggik begitu, termasuk Om Ozhrill. Om Endru yang ke bapak an, memberi perhatian dengan tulus tanpa memandang status sosial.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang