79

559 49 6
                                    

Rasanya kepalaku mau pecah urusan lendir ini. Walaupun aku tidak berbuat tapi mereka yang pernah aku aku kenal semakin tidak bisa aku tahan untuk tidak menemuiku. Bingung tingkat dewa.

Baru saja aman dengan Hindarto dimana kesepakatan kami akan di laksanakan, tapi Om Ozhrill sepertinya tidak bisa aku cegah untuk tidak menemuiku. Pertengkaranpun tak bisa aku elakkan.

"Bisa gak Mas kalau tidak mengganggu Rain" kataku waktu dia menemuiku di cafe. "Lagi ramai pengunjung" lanjutku.

"Mas tidak mengganggumu" jawaban santai.

"Tidak mengganggu tapi kenapa memanggil aku. Aku banyak kerjaan Mas"

"Mas tahu itu. Mas hanya ingin bicara sebentar."

"Sebentarnya mas itu bisa bejam jam. Rain tidak mau"jawabku.

"Ok. Kalau begitu buar Mas telponin orang orang yang pernah memakai kamu"

"Mas mengancam?. Silahkan. Rain tidak takut" kataku.

"Akan kamu tau apa yang terjadi nanti, Rain"
Aku diam sebentar memikirkan maksud kata katanya.

"Mas akan panggil Hindartomu, Virdan. Zuno, Ana dan Adikmu kesayanganmu Rein sebagai saksi"

"Maksud mas apa?"

"Biar terbuka semua. Asal tau Rain, Zuno anakku dan Istriku sudah lama tahu Aku begini, menyukai laki laki. Bahkan sudah tahu hubunganku dengan kamu"

"Ahhh....."

"Kaget?. Enggak usah kaget. Karena kamu akan lebih kaget bila Mas mengakui di depan khalayak ramai di cafe mu"

Aku tersulut emosi. Aku tarik tangannya ke tempat sepi.

"Mas mengancam aku, ku beri kamu...." tanganku hendak memukulnya.

"Lakukan. Ayo lakukan. Biar polisi juga tahu seorang pemilik cafe menganiaya pacar prianya karena cemburu. Ayo...tonjok....tonjooook"katanya teriak.

"Aku gak pernah berfikir kamu akan sebejad ini Ozhrill"kataku penuh emosi.

"Makanya jangan bermain main. Aku bilang Mencintaimu tapi kamu gak ada sedikit pun memberiku peluang"

"Tai kau biadab. Didepan mataku sendiri kamu melakukan yang kamu mau i. Apa masih ada rasa di hati Rain menerimamu. Mikiiiir" kataku sambil menunjuk kepalanya.

"Kalau kamu tidak bilang kita jalani saja dulu, Mas mu ini tidak akan berbuat begitu Rain. Menunggu jawabanmu untuk bilang Cinta sama Mas, sama seperti menunggu umpan pancingan di makan mangsanya. Sabar???? Sudah cukup sabar Rain. Mas lakukan itu supaya bisa menghilangkan wajahmu dari pikiran mas"

"Salah kalau Rain bilang begitu? Mas sendiri selingkuh dan selingkuh. Bagaimana Rain bisa mengatakan 'ya' kalau sakit hati yang Rain rasakan"

"Kamu harus ingat. Mas pernah bicara untuk memutuskan semua pria yang mas kencani. Sudah mas lakukan. Tapi, maaaaannnaaaa....manaaaa Cinta untik ku Rain."

"Tidak ada lagi Cinta di hati Rain. Sudah ku kubur dalam dalam. Jangan harap untuk bisa mencintai Rain. Virdan yang bekas aku saja kamu embad Ozhrill. Gimana kalau kamu tahu aku dengan orang lain, bisa bisa kamu rayu dengan ketampanamu"

"Hindarto. Mas tau kamu sama dia. Apa lebihnyan dia dari mas ini??? Apaaaa???. Mas mengikuti kamu dan Hindarto Rain. Kamu tidak tau itu. Makanya mas ke Virdan."

"Oh....dengan mengikuti aku tanpa aku tau, kamu bisa berbuat seenaknya? Mau ambil Hindarto dari aku??? Silahkan. Tidak butuh pria pria pebghianat mengatas namakan Cinta. Hindarto dama kamu sama Mas. Ambil. Kalau kamu suka"

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang