92

561 43 5
                                    

Telepon adekku Ana yang mengabarkan semua berjalan lancar membuatku tenang hingga Aku dan Rein bisa bincang bincang hingga menjelang Rein mengantuk.

"Tidur dek. Abang mau tunggu kakakmu"kataku hingga Rein masuk kamarnya.

Untuk memastikan Cafe semuanya beres, ku hubungi Ana untuk memberi kabar ke Barista kami menungguku setelah tutup.

Aku melongokkan kepalaku ke kamar Rein melihat dia sudah tidur.

*****

"Ellfad, Ana dan mba Tri, ke kalian Bapak serahkan tugas selama beberapa hari kedepan. Bapak mau ke daerah mencari kopi kopi terbaik selain yang kita pesan" kataku malam itu. Ini hanya sebuah alasan agar mereka bisa memastikan kepada orang yang mencariku.

"Kuliah Ana gimana bang?"tanya Ana.

"Tiap ada waktu saja kamu kemari Na. Nanti abang ngomong sama kamu di rumah" kataku.

Tekadku sudah bulat untuk melupakan semua tentang pria pria penggangguku.

"Oh iya Pak Boss. Ada titipan buat pak Boss kemaren itu lupa memberitahu" Ellfad pergi mengambil sesuatu.

Kami memandangi Ellfad menuju ruang ganti.

"Apa ini?"tanyaku sambil melihat amplop kecil persis undangan ulang tahun anak kecil.

"Dari seorang penggemar pak Boss. Pesona pak Boss memang....eheemmm" kata Ellfad.

"Dari siapa emang Fad"tanyaku.

"Nanti boss bisa tahu dari siapa" katanya. Aku jadi berfikir negatif. Jangan jangan dari Ozhrill, Endru atau Hindarto. Tapi Ellfad bilang 'Pesona', gak mungkin dari pria. Maka aku lega.

"Ok begitu saja. Kalian boleh pulang" kataku"Semua pintu pintu dipastikan terkunci Fad" kataku.

Aku dan Ana masuk ruang kerjaku. Kuberitahu Ana kode kode Brankas agar dia bisa menyimpan uang, bila tidak sempat menyetor ke Bank.

"Na, abang bisa nanya sesuatu gak"tanyaku membuat adeku heran.

"Abang kaya siapa aja. Biasanya juga gak basa basi"jawabnya

"Eemm. Di kampus Na, ada yang suka sama kamu gak. Jujur Na demi masa depanmu."

"Abang kok nanya gitu. Zuno dikemanain"

"Kata hatimu Na. Bilang aja terus terang, abang akan mendukung  kamu sepenuhnya apa pun yang kamu inginkan"

"Bang, jujur Ana katakan, sejak Zuno melamar Ana di Bali itu, Hati Ana merasa bahagia, senang banget. Tapi akhir akhir ini, sejak  kehadiran Encole, hati Ana jadi dilema bang."

"Encole namanya. Ganteng dia. Abang suka lihat foto kalian"

"Abang masuk kamar Ana?"

"Dek, abang harus tahu apa saja dari kalian. Kamu dan Rein. Abang memastikan saja. Karena hidup yang sudah kita tata sedemikian rupa, akan cacad karena sesuatu. Abang mencintai kalian. Abang tidak mau ada yang membuat kalian kecewa karena kesalahan abang"

"Perjanjian sama keluarga Bang Zuno, itu membuat Ana menyembunyikan Encole dari Abang. Ana suka sama Encole. Tapi Ana sudah beritahu ke dia Ana sudah tunangan"

"Reaksinya?'

"Dia berharap, dialah yang akan menggantikan Zuno. Kami menjalani sebagai teman bang."

"Teman? Foto itu?"

"Maaf bang. Ana...."

"Na, abang lebih suka sama Encole. Melihat raut wajahnya di foto itu, dia seperti dari orang baik baik."

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang