83

569 46 9
                                    

sambungan<<<<

Setelah selesai kerjaanku aku keluar menemui Om Endru.

"Maaf Om. Agak lama nunggunya"kataku duduk didepannya. Anak buah ku menghampiriku dan membawakan kopi biasa dalam gelas.

"Kopinya pak boss" tawarnya.

"Makasih ya" ucapku. Lalu kupandangi wajah Om Endru yang sedari tadi senyum senyum.

"Kamu sudah ada calon belum Rain"

"Calon?? Maksud Om Endru calon apa"

"Tolong jangan panggil sebutan 'Om' ya Rain, konotasinya udah tua banget gitu. Panggil apa kek. 'Abang' gitu, kaya Rein sama Ana manggil kamu"

Aku terkekeh mendengarnya.

"Iya Bang. Calon apa masuda abang"

"Calon istrilah"

"Belum kepikiran bang. Nanti kalau Ana sudah nikah Rencanyanya Dua tahun lagi. Otomatis Rein masuk Perguruan Tinggi, baru Rain mengarah ke pernikahan. Biar selesai dulu adik adikku"

"Kan bisa sambil jalan"

"Sudah sumpah Rain Om. Rain tidak akan membuat orang tua Rain kecewa. Biar bagaimanapun, mereka melihat kam"

"Raiiin. Maafin Om"

"Gak papa Om."

"Bagaiman kalau mengisi waktu 2 atau 3 tahunmu kedepan sebelum kamu Menikah, Abang yang menemani?"

"Menemani Rain? Buat apa Bang. Rain ada karyawan dan juga ada adik adik Rain"

"Abang salut melihatmu Rain. Abang tau dari karyawanmu, kamu lah pemilik cafe ini. Dua kejutan kamu buat ke abang. Maksud abang menemani kamu karena...."

"Karena apa Om. Ingin meminta Cyan balik lagi ke Rain...?"

"Bukan Rain. Cyan biarkan dia dengan ke inginannya. Maksud Abang menemani kamu karena Abang....." Om Endru tidak melanjutkan kata katanya. Dia menunduk. Minumnya di teguk dan berdiri melihat ke aku dan pergi.

"Bang...Bang Endru mau kemana?" kataku menyusulnya.
Dia tidak menjawab tapi masuk ke dalam mobilnya. Dia membukakan pintu mobilnya.

Aku terbengong berdiri.

"Masuk Rain" katanya. Akupun masuk dan duduk disampingnya.

"Kalau Rain ada membuat hati abang tersinggung, Rain minta maaf bang" kataku.

"Kamu tidak salah Rain. Abang yang salah. Abang tidak bisa menilai seseorang"

"Abang kan sudah bisa nilai Rain baik tidak nya. Apa Rain kurang sopan bang"

"Kamu sempurna Rain. Cyan memang tidak pantas untuk mendampingi kamu yang begitu baik dan bertanggungjawab. Kamu harus bisa mendapatkan pendamping yang sesuai dengan kamu"

"Doakan saja Bang. Cuma..."

"Cuma apa Rain. Katakan saja"

"Bang Endru tadi bilang mau menemani Rain. Tapi abang tidak  melanjutkan kata katanya."

"Lupakan saja Rain. Abang akan malu sendiri nantinya kalau mebgatakannya. Nanti saja, abang bicara"

"Ya sudah, masuk lagi ya. Kita ngobrol di dalam saja"ajakku.

Bang Endru lama terdiam sambil sesekali melirikku.

"Rain, kamu marah gak kalau Abang jujur sama kamu"

"Kenapa musti marah bang"

"Aaamm...!!!Aaaa...bang....abang..."

"Abang kenapa ya. Gagu gitu. Kaya bicara sama sama yang mau di tembak aja. Kaya remaja gitu"kataku.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang