19

1.3K 60 13
                                    

Om Morgantoro meneleponku?
Ada apa ya? Apa dia tahu aku dari salon istrinya tadi?
Kalau dia tau, pasti gawat urusannya.

Pikiranku berkecamuk. Aku jadi tidak berani menghubungi kembali. Dia pasti tau nomor ponselku dari Fei nih, hatiku berbicara.

Gawat....Gawat.

Selama dalam perjalananku pulang ke rumah, kekacauan pikiranku menjadi bayang bayang kelabu.

"Baaang" teriak Rain."Darimana sih" cemberutnya setelah aku hendak masuk rumah. Rein sudah berdiri di teras.

"Apaan sih dedek" kataku pelan.

"Lama bet dah pulangnya."

"Ada urusan sebentar. Ada apa, ha...." kataku mengusap pipinya.

"Bang Zuno, udah kaya pisang di perem kematengan nungguin abang" katanya.

"Zuno?"

"Ya Bang, dari sore nungguin abang. Abang dari mana sih" selidik Ana.

"Emang kenapa Zuno. Pada marah sih sama abang, Zuno yang datang" kataku menyembunyikan bersalahku.
Karena ini pertama kali aku berbohong karena sex dan kenikmatan.

"Bang, Ana kan mau dikenalin sama orang tua Zuno, abang sendiri kan nomong kalau kesana harus ikut. Zuno datang mengingatkan. HP abang di gadein atau udah dikubur, mati melulu" sewot Ana.
Segera ku ambil hpku. Kulihat layarnya.

"Oh iya...banyak banget panggilan tak terjawab" kataku.
Aku lupa, bahwa selama bermain dengan tante Hanna, Hp ku ku silent. Dan ketika melihat panggilan Om Morgan, pakaianku kupakai dan hp asal kumasukkan ke kantong.

"Makanya bang, kalau punya hp jangan di silent terus. Emang urusan apa sih bang, sampai hp di silent" selidik Rein.

"Emang abang lupa, mungkin dari tadi ke silent" dustaku lagi.
"Iya udah, abang akan hubungi Pangeranmu Ana, biar dia tidak khawatir"

"Abang berbohong ya" Rein memainkan matanya.

"Apaan sih Lu" kataku cengengesan."Gak percayaan"

"Sama cewe ya" godanya lagi.
Aku diam saja. Ana yang melihatku salah tingkah ikut berdehem. Daripada gak bisa jawab, kutinggalkan mereka masuk ke kamarku.

"Bang, makanan udah siap" teriak Ana dari balik pintu kamarku.

"Ya, bentar. Abang mandi dulu" teriakku dari dalam kamar.

"Huhhh...baru pertama melakukan kebohongan sama adek adekku, rasa bersalahku...
ya Ampuunn" aku berkata sendiri. "Tante Hanna...Virdan..."

"Lah...ke Virdan" aku mengetuk ngetuk jidatku sendiri karena tiba tiba ingat Virdan. "Ahhhh...."kataku

Kuambil handuk ku dan aku menuju kamar mandi. Kusegarkan diriku sambil mengingat permainan yang aku lakukan dengan tante Hanna. Aku tersenyum sendiri.

Tok

Tok

Tok

"Baaang. Lama amat sih."
Teriak Rein dari luar. Aku baru sadar bahwa aku sudah terlalu lama dalam lamunanku, dengan pikiran mengbaraku ke Hanna dan Virdan. Kubandingkan kenikmatan dan sensasi dari kedua orang itu.

"Ya Reiiiiiiinnn, bentar lagiiiii" balasku dari dalam kamar mandi.

Rein menungguku keluar. Saat pintu kamar mandi kubuka, Rein melihat ke wajahku heran.

"Kenapa" bisikku.

"Bang Rain, coli ya" bisiknya.

"Pala lu" kataku meninggalkannya.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang