Waktu dan hati adalah sebuah kunci untuk bisa menerima siapapun yang menjadi 'teman' dan 'sahabat' bagiku.
Berjalannya waktu bisa merubah semuanya, termasuk hati.
Hati yang terbuka, menjadi jalan memperbaiki atau mempertahankan sakit hati yang pernah terjadi.
Setelah beberapa bulan berjalan, waktu dan hati menempa kedewasaan yang semakin matang, baik dalam bertutur dan bersikap. Itulah aku.
Dan waktu juga yang telah membangun opini opini positif dalam usahaku hingga semakin besar.
"Bang, Rumah ini enggak usah di bangunlah. Biar kelihatan aslinya" begitu Rein memberi usul ketika Aku merenovasi rumah peninggalan orang tua kami.
"Enggak dibangun sayang. Hanya di renov. Ini rumah abang berikan ke kamu adek babang. Buat kamu kelak."
"Rein gak mau bang. Rein gak mau pisah dari abang." wajah Rein mensyaratkan kesedihan.
Aku memeluknya. Kuciumi kepala adekku. Betapa perpisahan akan menimbulkan kesedihan.
"Rein adikku. Lihat abang" kataku memegang ke dua bahunya. Kuhapus titik bening yang menetes dari pelupuk matanya. "Abang tidak akan pernah meninggalkan kamu, hingga tiba saatnya kamu yang menentukan mau tinggal sama abang atau kamu sendiri. Ada waktunya nanti. Rumah ini abang hanya renovasi, agar sedikit lebih bagus saja, sayang"kataku.
"Rein tidak akan pernah meninggalkan abang. Abang adalah orang tua Rein. Abang tinggal dimana?" sedihnya memelukku.
"Abang sudah kredit adekku. Tidak jauh dari sini. Abang hanya berfikir bahwa kelak kita semakin dewasa. Sekarang, selama kamu masih sekolah sampai perguruan tinggi nanti, abang masih bertanggungjawab atas kamu. Kakakmu Ana pasti punya rencana. Tapi kalaupun nanti mereka tinggal disini, abang bersyukur"
"Pokoknya Rein tidak mau pergi dari abang. Mau dewasa atau apapun itu"
Aku hanya tersenyum menanggapi adekku Rein.
Hal semacam inilah membuat kedewasaan dalam diriku. Betapa Kasih, Cinta dan Sayang yang telah mendampingi hidup kami selama ini tidak akan pernah lekang oleh kikisan waktu. Hati boleh berubah yang positif tentunya, tapi kasih, sayang dan cinta akan merubah hati yang keras menjadi lembut.
****
Encole dan Ana semakin akrab. Aku tidak melarang hubungan mereka sepanjang mereka dalam koridor positif. Ana kadang membawa pacarnya ke cafe setiap malam minggu. Bahkan ikut membantu sebagai waiter.
Teman teman mahasiswa mereka banyak yang berkunjung di setiap malam minggu. Bahkan dari mereka ada yang menyumbangkan lagu lagu, karena di cafe ku tidak ada penyanyi tetap. Ku berikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengekspresikan diri mereka. Itulah salah satu daya tarik cafe yang ku bangun.
Intinya, Rein dan Ana masih tetap dalam pengawasanku dalam pergaulannya.
****
Bunyi HP ku membuyarkan lamunanku, ballpoin di tanganku hampir terlempar karena kagetnya aku. Segera ku buka hp ku.
"Oh My Gosssshhhh..."bibirku berucap. "Mas Ozhrill di rumah sakit sedang di infus? Sakit apa dia?" Tanyaku sendiri.
Aku langsung merespon Gambar WA yang dikirim. Sakit mana bisa kirim foto...Itu pikiranku.
"Ini siapa yang kirim foto? Ini benar Mas Ozhrill?" balas WAku.
Setelah diseberang sana membaca balasan WAku, langsung Video call.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)
Fantasy#dewasa #gay #bisex #keluarga Raindra ( Rain) seorang pemuda tampan yang terlambat merasakan dunia Ke GAY an merasa dirinya dipermainakan oleh pria pria yang menyukainya. Rain, tidak ingin melanjutkan hubungan dengan mereka. Dengan membuka usaha Ca...