91

631 51 25
                                    

"Rein, tolong abang ya"kataku ketika sudah tiba di rumah.

"Tolong apaan bang"

"Abang mau istirahat. Tidak boleh di ganggu. Siapapun yang datang, bilangin abang lagi ke luar kota, tiga hari lagi baru balik. Buat alasan lagi nyari biji kopi buat Cafe"

"Siapapun? Termasuk Om Hindar, Papinya Bang Zuno dan Om yang kemaren?"

"Siapapun"

"Ok bang. Siap lakukan perintah"

"Abang masuk dulu. Ehh...gimana usahamu"

"Lancar bang. Tenang aja"

"Iya sudah. Abang ke kamar dulu ya"

Rein mengangguk tapi sedikit heran melihatku.

Di dalam kamarku, aku merenungkan betapa peliknya bergaul dengan pria pria "Normal" tetapi menyimpang. Aku tidak akan melakukannya lagi sampai batas keinginanku untuk berbuat. J A N J I.

Karena selama aku mengenal dunia ke GAY an, aku merasa tidak pernah memulai untuk menyukai bahkan mencintai pria . Ini merupakan KESALAHANku.

HP ku berbunyi.

Aku melihat layarnya. Ku kira Endru ternyata tidak.

"Bang, Om Ozhrill tidak akan pergi bersama teman temannya kalau abang tidak datang" WA Adekku Ana.

"Layani mereka sebaik mungkin. Biarkan mereka dengan keinginannya. Abang tidak bisa datang" kubalas WA ana. "Vicall. Arahkan ke semua sudut, tapi kamu diam diam"

Ana mengarahkan hp nya ke semua orang yang di cafe.

"Busyetttt..." kataku tentu tidak di dengar Ana. "Virdan???. Pacarnya Ozhrill?? Darimana itu orang dikumpulin si Ozhrill" benakku. Segera kumatikan HP ku tentu setelah kurekam.

Kini aku semakin yakin bahwa Ozhrill punya group Gay. Aku tidak mau lagi terjebak dengan kata kata manisnya.

"Bang banyak tamu yang protes, karena mereka tidak bisa masuk. Om Ozhrill masih belum mau meninggalkan Cafe walau sudah habis jam Bookingnya" Lapor Ana.

"Ok. Kamu tenang ya. Biar abang hubungi Ellfard. Kasih hpnya ke dia. Kamu ke Esspresso" WAku.

"Fard, Bapak yakin kamu bisa mengatasi situasi ini. Lakukan yang terbaik tanpa menyinggung tamu agar mereka keluar. Waktu booking sudah lewat" WAku.

"Baik pak boss" jawab Ellfard.

Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi di Cafe. Gundah hatiku hingga ada WA dari Ana.

"Bang beres semua. Bang Ellfard bisa mengatasi. Tapi Om Ozhrill mau ke rumah. Dia belum percaya abang di luar kota"

"Ok Na. Lakukan yang terbaik ya"

"Baik bang"

Aku merasa lega. Soal Ozhrill mau datang, si jagoanku Rein sudah siap mengatasinya.

****

Menerawang ke arah masa masa bersama pria pria yang pernah menikmati indahnya bercinta membuat ku bertanya tanya. Apakah selama ini ada yang kurang pada ku hingga mereka semudah membalikkan telapak tangan untuk mencari pria lain.

Aku memang merasa bodoh diperlakukan seperti itu. Disaat bunga bunga cinta mulai tumbuh, tiba tiba layu atas perbuatan mereka.

Haus yang kuraskan membutku terbangun dari tempat tidurku. Pkl 16.20. Kuteguk air putih dari gelasku. Tiba tiba aku mendengar suara bebicara di luar. Rein dan Hindarto sedang berbicara.

Aku segera masuk ke kamar Ana. Kututup rapat pintunya. Betapa aku tertegun melihat meja belajar Adekku Ana. Dia berfoto mesra dengan seorang pria tampan bak seorang Model.

𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐒𝐄𝐁𝐀𝐓𝐀𝐒 𝐊𝐄𝐏𝐔𝐀𝐒𝐀𝐍 (BISEX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang