38. Alasan perubahan mereka

1.5K 183 12
                                    

Ria memilih pergi ke rooftop saat jam istirahat. Mood nya tidak bagus sekarang. Ia merasa bingung, dengan segala perubahan yang ada hari ini. Indro bersikap manis dan mengakui bahwa hubungannya dan Loly hanya pura-pura. Wulan cs dan seluruh penghuni kelasnya bersikap ramah padanya.

"Sebenarnya mereka pada kenapa?" tanya Ria, lebih tepatnya pada dirinya sendiri. "Apalagi Santi, itu anak kenapa lagi? Biasanya julid banget. Bisa-bisanya hari ini sok manis sama gue," ujar Ria, tidak hanis pikir.

Drt...drt...drt...

Ponsel Ria bergetar. Ia langsung melihat panggilan video yang ternyata dari Devan.

"Hai?" sapa Ria, tersenyum bahagia. Mood nya menjadi baik seketika.

"Gitu dong. Senyum. Kan gue jadi tenang di sini," ujar Devan, dari sebrang sana.

"Iya," kata Ria, memamerkan jejeran giginya.

"Tadi pagi berangkat sama siapa?" tanya Devan.

"Sendiri. Naik taxi," jawab Ria.

Devan mengernyit. "Nggak ada yang jemput?"

Ria mendengus. "Ada. Indro," ketusnya.

Devan tertawa. "Lo tolak?"

"Iya, iyalah. Lo pikir?" sewot Ria.

"Ri?" panggil Devan.

"Hm?" Ria menatap serius Devan.

"Lupain masa lalu dan belajar menerima kembali, ya?" pinta Devan, dengan tatapan yang penuh harap.

Ria mengernyit mendengar permintaan Devan. Ria jadi curiga, melihat Devan yang seperti menginginkan Ria untuk kembali ke Indro dan yang lain. "Dev? Lo yang cerita kalau kita sepupu sama Indro?" tanya Ria, menatap memicing Devan.

Devan mengangguk. "Iya, Ri. Gue cerita semua sama Indro."

"Gila, lo, ya!" sarkas Ria. "Lo cerita apa aja?" tanya Ria, wajahnya terlihat marah.

Devan diam, ragu untuk mengatakannya.

"Jawab, Dev!"

Devan terlihat memegang tengkuknya, "gue cerita soal orangtua lo dan juga kehidupan lo selama ini."

Tut...tut...tut...

Usai Devan mengucapkan itu, Ria langsung mengakhiri panggilan vidio itu. Ria meremas ponselnya, melampiaskan rasa kesalnya. Jadi ini, yang buat Indro jadi bersikap manis padanya. Dan pastinya, ini juga yang membuat Wulan dan yang lain jadi simpati padanya.

Sial! Mereka pasti merasa iba sama gue! Cih! Gue nggak sudi.

-----

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang