48. Cemburu?

1.4K 172 9
                                    

"KAK BAIM!!! LO NGESELIN BANGET, SIH!" Ria memukul kepala Baim yang masih di lapisi helm.

"Sakit, Monyet!" kata Baim, melepas helmnya.

"BODO!" ketus Ria.

Ria melihat sekelilingnya, semua memperhatikan ke arahnya dan juga Baim. Kening Ria mengernyit, merasa bingung. Apa ada yang aneh sama gue? tanya Ria dalam hati.

"NGAPAIN LO PADA NGELIHATIN GUE?!" tanya Ria galak, menatap satu-satu orang yang melihatnya.

Baim hanya bisa menggeleng melihat perempuan yang berdiri di sampingnya ini. "Biasa dong kalau lo di lihatin kayak gitu. Kan lo datang sama pangeran Baim," kata Baim pede.

Ria melotot mendengar ucapan pede Baim. Dengan sengaja, Ria menginjak kaki Baim dengan sangat kuat.

"ANJIR, LO!" umpat Baim. Mengangkat kakinya dan memegang punggung kakinya yang terlapisi sepatu.

"Rasain! Pede banget jadi orang!" ketus Ria, lalu ia menoleh pada orang di sekitarnya yang masih terus melihatnya dan Baim. Tapi bukan mereka yang sekarang menjadi perhatian Ria. Tetapi seseorang yang berdiri tidak jauh darinya, yang menatap padanya dengan tatapan sendu. Indro.

"Kayaknya dia cemburu," bisik Baim, yang ternyata juga melihat ke arah Indro.

Ria menjauhkan wajah Baim yang tadi mendekat padanya. "NGGAK USAH MODUS LO SAMA GUE!" ketus Ria dan pergi dari sana. Dia melewati Indro tanpa melihat ke lelaki itu.

Indro tersenyum kecut melihat kepergian Ria. Dia pikir, setelah malam minggu kemarin, gadis itu bisa membuka hati sedikit saja untuknya. Tetapi ternyata tidak, Ria masih sama. Tetap tidak bisa Indro gapai.

"Sabar, Ndro. Jangan menyerah!" Beben menepuk bahu Indro, memberi semangat.

Indro hanya tersenyum tipis. Dia juga tidak akan menyerah. Dia tau, segala rasa sakit yang Indro rasa sekarang, tidak lebih sakit dengan yang Ria rasakan dulu, saat gadis itu memperjuangkannya.

"Lagian gue heran, kenapa Ria datang sama Baim?" tanya Joko, menatap Baim yang melewati mereka begitu saja. "Sepertinya tuh orang sama kayak Damar. Berpotensi merebut cewek orang," ujar Joko.

Gino mendorong kepala Joko. "Ngomong suka benar aja lo," kata Gino, lalu terkekeh.

"Lo nggak usah khawatir, Ndro. Ria nggak akan pindah ke lain hati, kok," kata Rafi, memberi semangat pada Indro.

"Lo kok yakin gitu, Raf?" tanya Gino.

"Kan Indro lebih dulu kenal Ria," jawab Rafi.

"Orang lama nggak menjamin bisa mendapatkan hati Ria, Raf," ujar Indro, membuat semua menoleh padanya. "Karena nyatanya, orang lama ini yang udah menghancurkan hati Ria."

-----

Tadi pagi pengen up, tapi banyak banget tugas. Jadi sekarang baru sempat.

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang