Perjalanan dari rumah Ria ke sekolah sama sekali tidak ada pembicaraan dari keduanya. Indro fokus mengendarai motor, sementara Ria sibuk dengan pikirannya sendiri.
Sebenarnya tadi Ria ingin menolak untuk berangkat dengan Indro, tetapi ia tidak enak menolaknya di depan Uda dan Uni.
30 menit berlalu...
Akhirnya mereka telah sampai di sekolah. Ria turun dari motor Indro dan ingin segera pergi meninggalkan Indro. Tetapi tangannya malah di tahan oleh laki-laki itu.
"Lo marah sama gue, Ri?" tanya Indro.
Ria menghempas tangan Indro, lalu menatap lelaki itu tajam. "Harus berapa kali, sih, Ndro, gue harus bilang sama lo buat berhenti dekat sama gue?" tanya Ria.
Indro menarik napasnya panjang, lalu membuangnya dengan pelan. "Harus berapa kali gue bilang sama, lo, kalau gue nggak akan pernah bisa ngelakuin itu?" tanya balik Indro.
"Tapi gue pengen lo jauhin gue, Indro!" tegas Ria.
"Tapi..." kalimat Indro di potong oleh Ria.
"Jauhin gue atau gue semakin benci sama, lo, Ndro!" kata Ria, lalu memilih pergi meninggalkan Indro.
Indro menatap kepergian Ria dengan sendu. Terus terang saja, Indro sama sekali tidak mau melepaskan Ria. Tapi, dia juga tidak ingin Ria semakin membencinya.
"Ria masih belum bisa terima, lo, Ndro?"
Indro menoleh, ternyata itu adalah Beben dan teman-temannya yang lain. "Bukan belum. Mungkin emang nggak akan pernah," jawab Indro, miris.
"Jangan putus asa, Ndro! Kita nggak boleh menyerah. Kita pasti bisa bawa Ria balik ke kita," ujar Wulan, memberi semangat.
"Tapi susah, Lan. Bahkan kemarin coklat dari Santi itu nggak di terima sama Ria," ujar Indro, mengusap wajahnya, frustasi.
"Coklat dari gue? Di buang sama Ria?" tanya Santi, dengan wajah sedih.
Indro menggeleng. "Bukan di buang. Tetapi di kasih ke Siti," jelas Indro.
Santi hanya bisa diam dan tersenyum, miris. "Wajar kok Ria kayak gitu ke gue. Mungkin kalau gue yang ada di posisi Ria, gue juga nggak akan gampang buat maafin orang kayak gue ini," kata Santi, terkekeh hambar.
Lesti mengusap bahu Santi, menenangkan gadis itu.
"Gue udah jahat banget sama Ria, Les..."lirih Santi, bersandar di pundak Lesti.
"Terus gimana cara kita buat Ria balik ke kita? Kita udah deketin Ria, tetapi semua gagal. Hati Ria sekarang udah benar-benar beku," ujar Beben, bingung.
"Apa kita biarin Ria aja?" tanya Indro, membuat semua menoleh padanya. "Biarin Ria memulai lembaran barunya. Supaya Ria punya kebahagiaan sendiri," kata Indro.
"Dasar tolol!"
Semua orang menoleh pada sumber suara, yang tiba-tiba ikut dalam pembicaraan mereka. Raquel, gadis itu baru saja datang bersama Baby dan Loly.
"Jadi cowok kok menye banget, lo! Katanya cinta, katanya bakalan perjuangin, tapi malah mau nyerah." Raquel geleng-geleng. "Gue yang baru kenal Ria aja tau, dia orangnya gimana. Kalau lo pada biarin dia, maka dia akan semakin pergi dari lo pada. Ria bakalan semakin kehilangan jati dirinya," ujar Raquel.
"Maksud lo apa?" tanya Indro, menatap Raquel dingin.
"Yang Raquel bilang itu benar, Ndro." Gino angkat suara. "Lo ingat kan, dulu kita semua ngejauhin Ria, berharap Ria jadi sadar dan nggak jahat ke Wulan. Tetapi cara kita salah. Cara kita malah membuat Ria kehilangan jalan dan pergi semakin jauh dari kita. Sampai akhirnya, sekarang Ria benar-benar udah sangat jauh dari kita," kata Gino, yang membuat semua hanya bisa terdiam.
"Mungkin ini semua bukan urusan gue. Tapi kuping dan mata gue panas lihat urusan lo pada nggak selesai-selesai. Bisa-bisanya mikir cuman cetek doang," kata Raquel lagi.
"Tapi kalau emang jalan Ria itu bisa bikin dia bahagia, gue nggak masalah dia berjalan semakin jauh. Asal jalan Ria yang baru itu bisa bikin kebahagian baru buat dia," ujar Indro, lagi.
"Indro? Setiap jalan yang di lewati itu selalu ada sisi baik dan buruknya. Gimana kalau seandainya jalan baru buat Ria malah membuat kecewa yang semakin besar buat dia?" ujar Loly, menatap pada Indro.
"Nah, itu." Raquel setuju. "Emang lo bisa menjamin kalau kebahagiaan Ria adalah lembaran baru? Kalau ternyata bahagia dia adalah lo, tetapi dia memaksa buka lembaran baru, bukan kah itu malah menambah goresan luka untuk dia?" tanya Raquel, mampu membuat Indro terdiam dalam pikirannya.
"Pikir pakai logika, Ndro! Melepaskan dia belum tentu membuat kebahagian baru buat dia."
Setelah mengatakan itu, Raquel pergi bersama Loly dan Baby. Ketiga gadis yang dulu adalah pembuat masalah bersama Ria, terlihat begitu dewasa dengan pikirannya. Mungkin benar, seseorang yang jahat lebih berpengalaman dengan kata-kata bijak.
"Yang Raquel bilang benar, Ndro. Kita nggak bisa lepasin Ria. Kita harus tetapi perjuangin Ria!" tegas Wulan.
"Tapi gimana, Lan?"
Wulan tersenyum. "Gue punya satu cara. Dan semoga cara ini berhasil."
-----
Selamat malam minggu. Yang jomblo di rumah aja ya. Takut nyesek di luar, soalnya nggak punya ayang 🤭🤭
KEEP STREAMING BINTANG YA GUYS!!!
TAPI BOLEH LAH DI JEDA DULU SAMBIL BACA RINDRO 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindro (SELESAI)
Dla nastolatkówIni tentang Ria, gadis kecil, imut, dan manis. Gadis baik yang berubah menjadi begitu kejam karena sebuah alasan. Di benci oleh orang yang di cintai, di jauhi sahabat, dan tidak di pedulikan oleh keluarga. Lalu, bagaiman gadis manis yang menjelma me...