28. Kotak dan Surat

1.4K 176 16
                                    

Makasih, ya, Lan. Pernah menjadi bagian indah di cerita gue. Pernah melukis senyum manis di wajah gue.
Makasih banyak.
Walau pun, lo adalah salah satu alasan gue meninggalkan jati diri gue yang dulu:(

Ria

"Permisi! Paket!"

Wulan yang baru saja pulang sekolah mengernyit melihat kurir ada di depan rumahnya. Siapa yang pesan barang? Mama? tanya Wulan dalam hati.

"Maaf, Pak? Paket siapa, ya?" tanya Wulan, mengagetkan kurir itu.

"Eh, eneng! Ini Neng, ada paket buat Wulan," terang bapak itu.

Wulan mengernyit. "Buat saya?"

"Oh, neng yang namanya Wulan?" tanya Bapak itu, Wulan mengangguk. "Oh berarti paket ini buat, Eneng!"

"Tapi maaf, Pak. Saya nggak ada pesan barang apa-apa," jelas Wulan, sopan.

"Emang iya, Neng? Tapi kayaknya ini barang pemberian deh, Neng," ujar bapak itu lagi.

Wulan semakin bingung. "Emang nama pengirimnya siapa, Pak?" tanya Wulan.

Bapak itu mengecek nama paket yang tertera. "Di sini namanya yang di tulis..." Bapak itu mengernyit,"masa lalu yang harus di lupa," lanjut Bapak itu membaca tulisan di sana.

"Masa lalu yang harus di lupa?" Wulan mengulang ucapan bapak itu.

"Ini neng paketnya," Bapak itu memberikan kotak yang lumayan besar pada Wulan. "Neng tandatangani di sini, ya," kata Bapak itu.

Wulan menerima paket itu dan menandatanganinya. "Makasih, Pak," ujar Wulan.

Bapak itu mengangguk. "Sama-sama, Neng. Kalau gitu bapak permisi, ya?" pamit bapak itu, yang di balas Wulan dengan anggukan. "Eh, sampai lupa," bapak itu menepuk jidatnya dan berbalik lagi menatap Wulan.

"Kenapa, pak?" tanya Wulan.

"Ini ada surat juga, Neng," kata Bapak itu, mengambil surat di tas selempang miliknya.

Wulan menerimanya. Menatap surat yang di masukkan ke amplop putih itu. "Makasih, Pak," kata Wulan lagi.

"Iya, Neng. Saya permisi, ya?" pamit Bapak itu lagi dan segera pergi.

Wulan berjalan ke kursi teras rumahnya sambil membolak-balikkan amplop itu. "Siapa yang kasih? Masa lalu yang harus di lupa? Maksudnya apa coba?" tanya Wulan, bingung sendiri.

Ia duduk, meletakkan kotak itu pada meja. Lalu tangannya bergegas membuka surat itu. Ia lebih penasaran dengan isi surat itu ketimbang apa yang ada pada kotak itu.

For You Wulan
Gadis baik yang tak pernah punya dendam.

Hallo Wulan :)
Happy birthday, ya :*
Semoga, apa yang lo inginkan bisa tercapai semuanya.

Lo orang baik, Lan. Lo berhak bahagia.
Lo berhak membenci orang yang benci sama lo, karena itu pantas.
Gue tau lo baik, tapi jangan pernah terlalu baik sama orang yang nggak butuh kebaikan lo. Jangan kasih hati buat orang yang nggak bisa hargain hati itu :(

Makasih, ya, Lan. Pernah menjadi bagian indah di cerita gue. Pernah melukis senyum manis di wajah gue.
Makasih banyak.
Walau pun, lo adalah salah satu alasan gue meninggalkan jati diri gue yang dulu:(

Tapi sekarang gue tau, kesalahan ada pada diri gue.
Emosi terlalu merajalela dalam hidup gue.
Sampai-sampai, emosi itu yang buat gue kehilangan segalanya.
Tapi not problem, semua udah berlalu.
Sekarang, ya, sekarang. Dulu ya dulu.
Sekarang jalan kita masing-masing berbeda.

Semoga kalian semua selalu bahagia, ya, tanpa adanya gue.
Dan gue? Gue bakalan mulai lembaran baru tanpa kalian lagi :)

Dan, iya. Tolong, lupain semua tentang gue. Anggap semua nggak pernah terjadi antara gue dan kalian semua. Hilangkan semua tentang gue di kehidupan kalian ya.
Tolong banget, lakuin itu ):'

Masa lalu yang harus di lupa
Ria

Wulan mengusap air matanya yang menetes saat membaca surat itu. Dia memeluk surat itu, rasa sesak menjalar di hatinya. Ria!!! jerit Ria dalam hati.

Dia membuka isi kotak itu. Di sana ada boneka beruang bewarna pink yang lumayan besar. Wulan mengambilnya dan memeluknya. "Ria! Makasih banyak," lirih Wulan, tersenyum memeluk boneka itu.

Ria tersenyum bahagia memandang boneka itu. Tapi senyum itu memudar, kala mengingat kata-kata terakhir dari isi surat Ria.

Tapi kenapa lo memohon buat di lupain, Ri? Gue bingung harus apa? Gue nggak mungkin bisa lupain, lo. Tapi, kalimat mohon lo seolah menyuruh gue dengan keras buat lakuin itu.

-

----

Kalian pada sedih nggak sih bacanya? Gue yang nulis bisa-bisanya nangis sendiri 😭

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang